News  

Kemenkeu Gelar Konferensi Keuangan Islam, Bahas Peran Ekonomi Halal

Walai.id, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengadakan Konferensi Internasional Keuangan Islam Tahunan Ke-7 (7th Annual Islamic Finance Conference/AIFC) secara daring pada 29 dan 30 Agustus 2023.

Konferensi ini membahas peran ekonomi halal dalam menghadapi ketidakpastian global melalui ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Kemenkeu menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong potensi keuangan Islam Indonesia.

Dalam pidato pembuka, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa industri halal tumbuh positif meskipun tantangan global. Pada 2021, belanja produk halal mencapai USD2 triliun, dengan pertumbuhan hampir 9 persen (YoY). Proyeksi 2030 menunjukkan belanja ini mencapai USD4,96 triliun. Menkeu menyadari pentingnya ekonomi halal dengan populasi muslim Indonesia yang besar sebagai pasar potensial.

Baca Juga :  Mendikdasmen Luncurkan Buku Panduan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Indonesia dengan lebih dari 230 juta penduduk muslim, sekitar 87 persen dari total populasi, memiliki peluang besar sebagai pasar produk halal. Laporan Indonesia Halal Markets 2021/2022 mencatat ekonomi halal dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga USD5,1 miliar (Rp72,9 triliun) per tahun melalui ekspor dan investasi. Produk halal memiliki nilai-nilai positif dan semakin dicari oleh konsumen.

Menteri Keuangan dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, berbicara tentang potensi ekonomi halal Indonesia. Langkah-langkah di antaranya memperkuat rantai nilai halal nasional, mengintegrasikan UMKM dalam ekosistem halal, dan memajukan ekonomi digital syariah. Menkeu menegaskan tiga strategi utama: mengedukasi masyarakat mengenai produk halal, mendorong perdagangan internasional, dan meningkatkan investasi dalam sektor-sektor seperti makanan, pariwisata, fesyen, kosmetik, dan farmasi.

Baca Juga :  Produk Mamin Indonesia Raup Rp736 Miliar dalam Pameran FHA 2025 di Singapura

Pemerintah telah menerbitkan Green Sukuk dan Cash Waqf Linked Sukuk untuk mendukung industri halal. Dukungan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk konsumen, investor, dan pengusaha. Tujuan utamanya adalah memastikan adopsi standar halal yang andal.

Konferensi ini diharapkan memberikan rekomendasi konkret untuk mendorong industri halal secara efektif. Tindakan ini selaras dengan prioritas Indonesia dalam ASEAN untuk menguatkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.

Tinggalkan Balasan