Perguruan Silat Budaya Makassar Menghadirkan Drama Silat Berdasarkan Cerita Rakyat

Walai.id, Makassar – Ikatan Perguruan Silat Budaya Makassar memukau penonton dalam Makassar Festival F8 pada Sabtu (27/08/2023) dengan pertunjukan drama berdasarkan cerita rakyat yang mengangkat tema “Orang yang Enggan Dicemooh”.

Dalam drama ini, diceritakan kisah seorang putri bernama Karaeng Raja yang diculik oleh seorang bangsawan yang memiliki akhlak buruk.

Deng Gangga, sang putri Karaeng, awalnya meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan ayahnya.

Namun, kepergian ini secara tak sengaja diketahui oleh pengawalnya.

Ketika Karaeng mengetahui bahwa putrinya pergi tanpa izin, dia sangat marah.

Ia kemudian mengutus dua pengawalnya untuk mencari sang putri yang dicintainya.

Namun, dalam perjalanan, Deng Gangga tak terduga bertemu dengan dua pengawal dari seorang bangsawan bernama Ballaco.

Kedua pengawal tersebut berhasil menculik dan menyandera putri Karaeng.

Meskipun kedua pengawal itu – satu laki-laki dan satu perempuan – berhasil melacak dan menemukan keberadaan Deng Gangga, upaya penyelamatan berakhir tragis.

Dalam pertarungan untuk menyelamatkan putri Karaeng, pengawal laki-laki tewas dan pengawal perempuan terluka parah.

Namun, pengawal perempuan yang terluka mampu menyampaikan pesan bahwa Ballaco-lah yang bertanggung jawab atas penculikan tersebut.

Putri Karaeng, Tetta, semakin marah dan memutuskan untuk menghadapi Ballaco sendiri.

Pertarungan sengit pun terjadi antara mereka, di mana keterampilan silat dan penggunaan badik mereka begitu mengesankan.

“Dikau seorang bangsawan, namun perilakumu tak pantas. Berani engkau menculik anakku. Ini artinya engkau telah merendahkan martabat dan harga diriku,” ujar Karaeng kepada Ballaco.

Karaeng menegaskan bahwa ia berhasil membalaskan penghinaan yang mereka alami dengan mengalahkan Ballaco.

Dengan menggunakan badik khas Karaeng, ia berhasil mengakhiri nyawa Ballaco.

Setelah berhasil menyelamatkan putrinya, Karaeng memberikan pesan agar perbuatan semacam itu tidak diulangi.

“Jangan sekali-kali melakukan tindakan serupa, jika tidak ingin nyawa Tettamu dipertaruhkan. Ingatlah ini,” tandasnya.

Khususnya, tindakan semacam ini dapat merusak martabat dan harga diri keluarga.

Penampilan Ikatan Perguruan Silat Budaya Makassar mendapatkan apresiasi yang tinggi dari penonton F8.

Salah satu tujuan utama dari komunitas ini adalah membangun mental dan fisik dalam rangka memperkuat semangat nasionalisme, ketahanan sosial, dan kebangsaan.

Selain pertunjukan seni bela diri, Pemerintah Kalimantan Utara juga memberikan kontribusi dengan pertunjukan tarian budaya asli Kaltara.

Dalam pertunjukan ini, enam penari cantik dari suku Dayak menampilkan tarian yang indah.

Ini merupakan penampilan kedua mereka setelah sebelumnya tampil pada Jumat lalu.