Walai.id, Nasional – Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan hasil survei Indeks Literasi Digital Tahun 2022.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A Pangerapan menyatakan kenaikan itu lebih dominan dalam aspek budaya digital dan etika digital.
Menurutnya, untuk aspek kemanan digital masih membutuhkan perhatian dan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2022 terdapat peningkatan sekitar nol koma nol lima poin. Dari sebelumnya 3,49 sekarang sudah mencapai 3,54 angka agregat,” jelasnya dalam Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2002 yang berlangsung secara hibrida dari Menara Danareksa, Jakarta Pusat, pada Rabu (01/02/2023).
Dirjen Semuel menyatakan secara umum ada peningkatan dari aspek budaya digital dan etika digital.
“Sekarang ada di angka 3,48. Kemudian, untuk digital skill-nya masih berada di sekitaran 3,52. Etika digital juga mengalami peningkatan 3,68. Ini adalah hasil yang kita dapatkan dari tahun lalu kita adakan survey,” tuturnya.
Menurut Dirjen Aptika Kementerian Kominfo dalam aspek indeks keamanan (safety) masih perlu diperhatikan karena masih rendah.
“Nilainya baru 3,12, makanya banyak fenomena di masyarakat seperti misalnya banyak tertipu dan terpedaya oleh orang-orang yang punya niatan jahat,” tuturnya.
Sejak tahun 2020, Kementerian Kominfo telah melalukan tiga kali survei Indeks Literasi Digital Nasional. Dirjen Semuel menyatakan survei itu ditujukan untuk mengetahui status literasi digital.
“Hasil pengukuran kita bagi dengan wilayahnya. Bagaimana di wilayah-wilayah tertentu, memang ada perbedaan. Kalau kita lihat misalnya di Jogja, literasi digital masyarakatnya 3,64.
Begitu pula di Kalimantan Barat, jumlahnya sama. Ketiga adalah Kalimantan Timur dan keempat Papua Barat, masing-masing mendapat nilai 3,62. Selanjutnya, di urutan lima ada Jawa Tengah dengan tingkat literasi digital masyaraktnya sebesar 3,61,” jelasnya.
Menurut Dirjen Semuel, hasil survei juga menunjukkan upaya peningkatan literasi digital masyarakat di setiap provinsi, hal itu dibutuhkan agar program literasi digital bisa tepat sasaran.
“Tujuan pengukuran ini untuk mengetahui pemahaman literasi digital masyarakat di Indonesia. Kita ingin tahu petanya di mana saja yang perlu dilakukan literasi digitalnya untuk ditekan lebih masif lagi,” tandasnya.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menjelaskanliterasi digital ini terbagi menjadi tiga segmen, yaitu pendidikan, pemerintahan (TNI dan Polri) dan masyarakat umum. Jika dilihat di segmen Pendidikan, 3,70. Sedangkan segmen pemerintahan 3,74 dan di segmen masyarakat umum 3,50.
“Jadi, kami dalam melaksanakan ini bekerjasama dengan katadata dan saat ini telah memasuki tahun ketiga melakukan survei. Harapannya, kita bisa mengukur bagaimana tingkat literasi digital masyarakat dan kita bisa menyikapi bagaimana kita melakukan literasi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Hasil pemetaan literasi digital Indonesia merupakan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan tingkat kecakapan dan pengetahuan digital, sekaligus memberikan gambaran kondisi dan peluang di setiap wilayah Tanah Air.
Dalam cara itu hadir pula Direktur Pemberdayaan Informatika, Boni Pudjianto; Chief Content Officer Katadata, Heri Susanto; Deputy Head Katadata Insight Center, Vivi Zabkie; serta Ketua Umum Siberkreasi, Donny BU.