Walai.id, Jakarta – Pengembangan industri obat bahan alam tetap menjadi fokus di Indonesia dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern.
Meskipun sumber bahan baku melimpah, perkembangan obat bahan alam masih terkendala oleh variasi kuantitas, kualitas, kontinuitas ketersediaan, dan teknologi pengolahan yang terbatas.
Berdasarkan kondisi tersebut, BPOM mengadakan kegiatan “Membangun Kemandirian Nasional Obat Bahan Alam melalui Dukungan Pasokan Bahan Baku yang Aman dan Bermutu” pada Kamis (27/07/2023).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan mutu produk obat tradisional dari industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta mendorong produk obat tradisional Indonesia menjadi lebih berdaya saing dengan penggunaan ekstrak yang berkualitas dan sesuai standar.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari “Konvensi Nasional Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam Sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk Obat Tradisional” yang diselenggarakan pada tahun 2022 di Solo, Jawa Tengah.
Bahan baku dalam bentuk ekstrak lebih diminati oleh pelaku usaha obat bahan alam karena dapat distandardisasi, memiliki masa simpan yang lebih lama, dan kemasan yang praktis.
Penny K. Lukito, Kepala BPOM RI, menyatakan bahwa saat ini ada 18 Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) yang telah tersertifikasi CPOTB, namun kapasitasnya belum dimaksimalkan.
BPOM mendorong Asosiasi Industri Ekstrak Bahan Alam dan Rempah Indonesia (AIRINDO) untuk menciptakan sentra distribusi ekstrak berbasis digital sebagai jembatan antara IEBA yang tersertifikasi CPOTB dengan pelaku usaha obat bahan alam, kosmetik, dan pangan.
Peluncuran website ini sejalan dengan visi Indonesia Emas Tahun 2045, khususnya pada sektor industri dan ekonomi kreatif. Modernisasi industri yang berbasis pada integrasi rantai pasok dari hulu ke hilir diharapkan dapat meningkatkan kapasitas industri obat bahan alam dengan penerapan smart and sustainable manufacturing.
Selain kegiatan hari ini, BPOM memberikan apresiasi kepada 5 industri yang telah berinisiatif dalam penjaminan mutu dari hulu produksi bahan baku dalam bentuk penelitian bibit tanaman unggul dan pembinaan terhadap mitra supplier dan petani.
Hal ini diharapkan dapat mendorong penjaminan mutu bahan baku ekstrak bahan alam dari hulu ke hilir dan bertambahnya jumlah petani binaan oleh IOT dan IEBA lainnya.
Dalam FGD “Bahan Baku Bermutu, Obat Bahan Alam Berdaya Saing”, BPOM membahas kesiapan teknologi tepat guna dalam memproduksi simplisia serta hilirisasi dan standardisasi bahan baku melibatkan lintas sektor kementerian/lembaga, pelaku usaha, dan institusi peneliti/akademisi untuk mencapai kemandirian nasional bahan baku obat bahan alam yang komprehensif.
BPOM berkomitmen untuk terus mengawal tindak lanjut kegiatan ini guna menyelesaikan permasalahan pasokan dan kualitas bahan baku obat bahan alam di dalam negeri dengan dukungan dan kontribusi seluruh pihak demi manfaat kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.