News  

Biden Hadapi Perpecahan Baru Dalam Pertemuan NATO Tentang Ukraina

Walai.id, Jakarta – Presiden Biden akan kembali ke Eropa untuk menghadiri pertemuan NATO. Persatuan antara negara-negara anggota semakin sulit karena konflik Ukraina yang telah berlangsung selama dua tahun.

Keanggotaan Ukraina dan Swedia serta meningkatnya pengeluaran pertahanan akan menjadi isu kontroversial dalam pertemuan tersebut.

Keanggotaan Ukraina di NATO menjadi isu yang paling sulit. Beberapa sekutu mendukung, sementara negara lain memperingatkan bahwa hal itu akan meningkatkan konfrontasi dengan Rusia.

Biden mendukung Ukraina, tetapi belum memastikan kemudahan keanggotaan. Pertemuan ini akan menguji kemampuan Biden dalam menjaga persatuan NATO.

Baca Juga :  Internet untuk Sekolah Rakyat, Komdigi Perkuat Pendidikan Digital

kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, pada Jumat. “Ini adalah langkah yang telah kami ambil sejak awal konflik ini.”

Selain itu, ada masalah dalam meningkatkan pengeluaran pertahanan. Beberapa anggota NATO telah meningkatkan pengeluaran mereka, tetapi beberapa masih jauh dari target.

NATO berharap anggota lainnya dapat mencapai persentase tersebut, tetapi masih belum jelas bagaimana cara menerapkannya.

Baca Juga :  Pendaftaran Calon Anggota Ombudsman RI 2026–2031 Resmi Dibuka

Para ahli dan pengamat mengatakan bahwa kompromi ini kemungkinan akan mengharuskan berakhirnya perang dengan Rusia sebelum Ukraina dapat bergabung dengan aliansi.

“Tidak ada harapan nyata di Ukraina bahwa kami akan bergabung dengan NATO selama perang berkecamuk di Ukraina,” kata Yevgeniya Gaber, seorang ahli tentang Ukraina di Atlantic Council.

Kesimpulannya, pertemuan ini akan menghadapi tantangan dalam mencapai persatuan mengenai keanggotaan Ukraina dan peningkatan pengeluaran pertahanan.

Hal ini akan menjadi ujian penting bagi kemampuan Biden dalam memimpin di panggung global.

Tinggalkan Balasan