Walai.id, Nasional – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meresmikan Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat desa, Kamis 22/06/2023.
Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi alam, budaya, sosial, dan finansial yang ada di pedesaan dengan menyediakan akses keuangan melalui berbagai sektor jasa keuangan, seperti perbankan, asuransi, dan pasar modal.
Program EKI akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di daerah, termasuk Pemerintah Daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Desa, OJK, dan Bank Indonesia.
Mereka akan bekerja sama dengan lembaga jasa keuangan dalam menyediakan berbagai layanan dan produk, seperti Rekening Pelajar (Kejar), program Laku Pandai, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Uang Muka Masyarakat Desa (UMMI), Security Crowd Funding (SCF), Dana Pensiun, Fintech P2P, dan QRIS.
Program EKI ini akan digunakan oleh Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di seluruh Indonesia, yang saat ini berjumlah 494 di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Wilayah Sumatera Barat dipilih sebagai wilayah awal implementasi EKI, karena hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 menunjukkan tingkat literasi dan inklusi keuangan di provinsi tersebut masih di bawah tingkat nasional. Untuk itu, program EKI diharapkan dapat mendorong pemerataan akses keuangan bagi masyarakat di Provinsi Sumatera Barat.
Selain itu, program EKI juga mencakup penyediaan edukasi keuangan yang komprehensif melalui program Desaku Cakap Keuangan. Program ini akan meningkatkan pemahaman masyarakat desa terhadap lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan konvensional dan syariah melalui pelatihan dan edukasi oleh perangkat desa kepada masyarakat.
Program Desaku Cakap Keuangan dilakukan oleh OJK bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Provinsi, dan Kabupaten/Kota melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Program EKI juga akan dilaksanakan secara berkelanjutan di desa Nagari Sumpur dari Juni hingga November 2023. Kegiatan ini melibatkan 225 orang dari berbagai kelompok masyarakat, seperti petani, perempuan, nelayan, UMKM, dan pelajar.
Implementasi EKI akan melalui tiga tahap, yaitu pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca inkubasi. Tahap pra-inkubasi akan dilakukan pada Juni 2023 untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi desa. Tahap inkubasi akan melibatkan pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat dari akhir Juni hingga Oktober 2023. Tahap pasca inkubasi akan mengevaluasi hasil pelatihan dan pendampingan pada November 2023.
Dengan melalui tiga tahapan tersebut, program EKI diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan dan kesejahteraan masyarakat desa secara optimal.