News  

TPPS Kabupaten Maros Lakukan Audit Kasus Penyebab Awal Stunting

Walai.id, Maros – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Maros melakukan Audit Kasus Stunting (AKS) untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab awal stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Bupati Maros pada Senin (19/06/2023).

Dalam pidatonya, Wakil Bupati Maros, Hj. Suhartina Bohari, menyatakan bahwa stunting merupakan indikator rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia di masa depan. Oleh karena itu, hal ini menjadi isu nasional dan menjadi prioritas Kabupaten Maros sebagaimana tercantum dalam RPJMD 2020-2024.

“Salah satu indikatornya adalah penurunan signifikan prevalensi stunting dari 27 persen pada tahun 2019 menjadi 14 persen pada tahun 2024 melalui konvergensi intervensi spesifik dan sensitif dalam penurunan stunting,” jelasnya.

Selain itu, melalui AKS diharapkan dapat mengidentifikasi risiko dan penyebab pada kelompok sasaran berdasarkan surveilans rutin atau sumber data lainnya.

Wakil Bupati juga menyampaikan bahwa tahun sebelumnya Kabupaten Maros berhasil menurunkan angka stunting tertinggi, yang merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan.

“Pada tahun lalu, kita berhasil menurunkan sebesar 7,4 persen. Ini menjadi standar bagi kita, sehingga harus melampaui angka tersebut pada tahun ini. Sebagai langkah serius, TPPS juga telah memiliki sekretariat sendiri, dan komunikasi harus ditingkatkan,” ucapnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros, Andi Tati Salmiah Sanrima, melaporkan bahwa hasil pendataan keluarga tahun 2022 menunjukkan bahwa terdapat 23.358 keluarga berisiko stunting di Kabupaten Maros.

Baca Juga :  STIM-LPI Makassar Melakukan Benchmarking di Universitas Widyagama Malang

“Keluarga berisiko stunting didominasi oleh keluarga sasaran yang memiliki balita dan bayi,” tambahnya.

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.

“Penyebab stunting masih didominasi oleh faktor 4T, yaitu umur istri terlalu muda, istri terlalu tua, anak terlalu dekat, dan terlalu banyak anak,” ungkapnya.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulsel, Andi Rita Mariani, juga hadir dan memberikan apresiasi yang besar kepada Pemerintah Kabupaten Maros. Beliau menyatakan bahwa tidak semua kabupaten sigap dalam melakukan AKS.

“Hanya beberapa kabupaten yang telah melaksanakan AKS, padahal audit seperti ini sangat penting. Hasil AKS akan menjadi dasar untuk melakukan intervensi,” katanya.

Pihaknya juga menyadari bahwa AKS membutuhkan waktu yang cukup lama dalam tahapan kegiatannya. Dimulai dari pembentukan tim audit, pelaksanaan audit, diseminasi informasi, hingga tindak lanjut yang diperlukan.

“Dengan waktu yang terbatas, hanya tinggal dua bulan lagi, pada bulan Agustus akan dilakukan pengukuran lagi. Saya mohon agar kita memprioritaskan masalah yang perlu segera ditangani,” tambahnya.

Baca Juga :  Bupati dan Wakil Bupati Berikan Penghargaan pada Peringatan Hari Gerakan Pramuka ke-62

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Andi Rita Mariani, menyadari betul bahwa AKS adalah proses yang membutuhkan waktu yang panjang. Namun, beliau mengapresiasi langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Kabupaten Maros.

“Baru beberapa kabupaten yang melaksanakan AKS, padahal audit seperti ini sangat penting. Hasil dari AKS akan menjadi dasar untuk melakukan intervensi yang tepat dalam menangani stunting,” katanya.

Dalam upaya menurunkan angka stunting, Kabupaten Maros menegaskan komitmen mereka untuk mengatasi masalah ini secara serius. 

Mereka telah membentuk TPPS dan memiliki sekretariat sendiri guna memastikan koordinasi dan komunikasi yang baik dalam melaksanakan berbagai intervensi.

Dengan adanya identifikasi risiko dan penyebab awal stunting melalui AKS, diharapkan Kabupaten Maros dapat mengambil tindakan yang tepat dan efektif untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut. 

Langkah-langkah tersebut meliputi edukasi gizi kepada ibu hamil dan ibu menyusui, pemberian makanan bergizi kepada balita, serta perbaikan akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi yang memadai.

Pemerintah Kabupaten Maros berkomitmen untuk terus berupaya mengatasi masalah stunting, mengingat dampak jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. 

Dengan kerjasama semua pihak terkait, diharapkan angka stunting dapat terus turun dan kualitas generasi mendatang dapat ditingkatkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *