Walai.id, Belitung – Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,36 juta hektare yang mampu menyimpan karbon 17% dari cadangan blue carbon dunia. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai pencegah abrasi, dan tempat hidup berbagai macam biota laut.
Namun kesadaran masyarakat untuk menjaga lahan mangrove masih kurang. Lahan mangrove sering dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit, dan tambak, serta perusakan kayu bakau untuk dijadikan arang.
Melihat hal ini, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, membangun Rumah Literasi Mangrove (Education Centre) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
Peresmian rumah literasi ini guna memeriahkan hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni. Rumah literasi menjadi sarana meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap ekosistem mangrove.
“Pengembangan rumah literasi ini harus dilanjutkan, dan dapat menjadi salah satu tujuan wisata Belitung Timur.” ucap Myrna A. Safitri Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan.
Myrna mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Belitung Timur, khususnya Bupati beserta jajarannya dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia berharap MTs Muhammadiyah Gantung dapat mengintegrasikan materi perlindungan mangrove ke dalam modul pembelajaran.
Bupati Belitung Timur Burhannudin mengatakan “Saya berharap rumah literasi ini harus disampaikan kepada publik, karena dapat memberikan pengetahuan tentang mangrove.” Burhannudin menambahkan, rumah literasi ini tidak hanya menjadi tempat pengetahuan, namun juga menjadi ikon Belitung Timur, yang menjadi daya tarik wisata.
Melalui rumah literasi mangrove ini Gatot Supangkat, Sekretaris MLH Muhammadiyah berharap dengan dijadikannya mangrove sebagai materi pembelajaran dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar peduli terhadap lingkungan sejak dini.
“Kerjasama kita dengan BRGM untuk membangun rumah literasi ini bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan dan memberikan manfaat kepada masyarakat.” Ujar Gatot.
BRGM juga mengadakan pelatihan ekoliterasi mangrove kepada para Guru MTs. Muhammadiyah Gantung. Tujuannya untuk mengenalkan modul pembelajaran ekoliterasi mangrove, serta mempersiapkan Guru dalam mengintegrasikan materi pendidikan lingkungan mangrove ke dalam mata pelajaran.
“Alhamdulillah kami mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan rumah literasi, yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Melalui pelatihan kami dibekali pendidikan terkait ekosistem mangrove, pemanfaatan mangrove, dan cara pencegahan kerusakan mangrove.” ucap, Khairul, Guru MTs Muhammadiyah Gantung. Khairul menambahkan, untuk sementara materi tentang mangrove akan dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler,
Dalam kesempatan ini, Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Gantung, Imam Agus Faisal, berterima kasih kepada BRGM, Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, dan Pemerintahan Kabupaten Daerah Belitung Timur telah mendukung adanya rumah literasi mangrove.
“Semoga melalui pelatihan ekoliterasi mangrove, dapat menguatkan kualitas MTs Muhammadiyah Gantung yang berorientasi pada edukasi mangrove.” Ucap Imam.
Dampak pelatihan ekoliterasi mangrove juga dirasakan oleh siswi MTs. Muhammadiyah Gantung, “Melalui pelatihan ekoliterasi ini, saya bisa mengetahui cara menamam bakau. Sebelumya saya gatau tentang mangrove semenjak ini menjadi tahu.” Tutur Chika.