News  

Kepala BRIN Dorong Periset Libatkan Kampus dalam Kegiatan Riset

Terkait riset arkeologi dan bahasa, Handoko meminta para periset untuk fokus pada mekanisme kerja dan substansi riset apa yang akan difokuskan. 

Penyiapan tahapan atau Standard Operational Procedure (SOP) sangat diperlukan, termasuk digitalisasi pada riset arkeologi dan bahasa.

“Kalau ada koleksi masuk, apa yang harus dilakukan. Misalnya artefak, harus ada digital 3D, termasuk mengetahui usia artefaknya dengan carbon dating, sehingga semua datanya komplit. Kalau orang mau melakukan riset terkait, tinggal mengambil data yang ada, tanpa harus memegang artefak tesebut yang bisa berpotensi merusak,” kata Handoko.

Baca Juga :  Pemerintah Genjot Ekonomi Lewat Festival Belanja Terbesar di Indonesia

Handoko juga mendorong para periset untuk segera mengambil jenjang S3 untuk memperkuat kapasitas SDM. Menurutnya, riset arkeologi dan bahasa menjadi kunci dalam mengatasi masalah di masa mendatang.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Pimpin Renungan Suci di TMP Kalibata untuk Pahlawan Bangsa

“Riset arkeologi dan bahasa sangat penting dalam mengungkap kearifan lokal, mengubah sejarah, bahkan sebagai bahan untuk memperkuat diplomasi,” pungkasnya.

Selain BRPPUPP Mariana dan Kantor Arkeologi Sumsel, Handoko beserta jajarannya meninjau fasilitas riset di Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah I – Sukamoro. Diskusi langsung antara Kepala BRIN dengan para periset di Sumsel, sekaligus sebagai bahan evaluasi secara keseluruhan kegiatan riset di Indonesia.

Tinggalkan Balasan