Walai.id, Maros – Sejumlah warga di lingkungan Buttatoa Selatan bersama Organisasi Kepemudaan (OKP) dan relawan, bergotong royong melakukan aksi bersih lingkungan untuk mencegah bencana banjir melanda pemukiman.
Aksi bersih yang berlangsung selama dua hari (18/19) ini, menyasar aliran sungai yang tersumbat hingga terjadi pendangkalan akibat adanya tumpukan sampah, tepatnya di bawah jembatan Buttatoa Selatan, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Maros.
Melalui koordinator aksi bersih lingkungan Muh. Irwansyah (Dodo), menjelaskan jika kegiatan ini sejatinya merupakan inisiatif yang muncul akan adanya keresahan warga di wilayah ini.
Dimana kata dia, setiap musim penghujan tiba air sungai selalu meluap dan membanjiri pemukiman setinggi pinggang orang dewasa. Hal itu disebabkan oleh tersumbatnya aliran air sungai hingga terjadi pendangkalan akibat menumpuknya berbagai jenis sampah di bawah jembatan.

“Semoga dari aksi bersih ini, pemerintah Kabupaten Maros bisa melirik dan membantu masyarakat Buttatoa Selatan dalam pembenahan drainase aliran sungai yang sudah dangkal ini. Karena ini salah satu penyebab air sungai meluap sampai ke pemukiman warga”. Jelasnya, Senin (20/12/2021).
Selain itu, pihaknya juga meminta pada pemerintah daerah agar dapat menyiapkan tempat penampungan sampah bagi warga.
“Sampai saat ini belum ada fasilitas penampungan sampah, serta tempat sampah bagi masyarakat Buttatoa Selatan. Karenanya, masyarakat biasa membuang sampah di aliran sungai karena masyarakat kadang bingung tidak tau lagi buang sampah kemana, karena tidak adanya fasilitas dalam pengelolaan yang baik dari pihak pemerintah”. Ujar Irwansyah.
Sementara itu, Ketua RW Butta Toa Selatan Muh. Ramli juga menjelaskan, jika banjir ketika musim hujan tiba selain dipengaruhi oleh pendangkalan akibat menumpuknya sampah, talud sungai Buttatoa Selatan juga dinilai telah hancur sehingga tidak sanggup menampung luapan air.
“Saya berharap pemerintah Kabupaten Maros bisa segera membenahi talud sungai, karena sudah hampir 20 tahun talud sungai Buttatoa Selatan belum pernah dibenahi sama sekali. Inilah yang menyebabkan air sungai meluap karena drainase dan talud sudah hancur dan sudah tidak sanggup menampung air sungai lagi”. Bebernya.
Pihaknya juga mempertegas, jika pembangunan talud sungai yang telah berusia 20 tahun ini telah hancur, namun belum juga mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.
“Pemerintah kabupaten dan provinsi selama ini seolah-olah tidak memperhatikan aliran drainase dan talud sungai Buttatoa Selatan. Karena pembagunannya sudah hampir 20 tahun tidak ada sama sekali lirikan pemerintah dan inisiatif pemerintah dalam pembenahanya”. Keluh Muh. Ramli.
Selain warga dan OKP meliputi Pemuda Buttatoa Selatan, OPA Ogan, Oi Maros, HPPMI Maros, Peramuka Peduli, Anak-Anak Peduli, Abu Darda, Maps, SAR SOS Karang Taruna, OPA Sakada, Sapma PP Maros, HPPMI Maros Kom Umi. Kegiatan gotong royong aksi bersih ini turut serta diikuti oleh kepala pemerintah Kelurahan Pettuadae yakni Iskandar Zulkarnaen Assegaff, dan Dinas Lingkungan Hidup, BPBD Maros serta Tagana.