News  

Tempe, Jadi Alternatif Asupan Protein Atasi Stunting di Maros

Walai.id, Maros – Pemerintah Kabupaten Maros (Pemkab),  H. Andi Syafril Chaidir Syam. Akan memanfaatkan menu pangan lokal tinggi protein seperti Tempe, sebagai alternatif pangan dalam mengatasi penanggulangan Stunting di wilayah ini.

Pencegahan stunting kata Cahidir Syam, dapat dimulai dengan pemenuhan gizi anak dengan baik, dan  gizi yang paling potensial adalah protein.

“Sebagian besar masyarakat masih berpikir kebutuhan protein harus dipenuhi dari daging, ayam atau telur. Padahal ada pangan lokal yang kaya protein dan potensial mencegah stunting, yaitu tempe”. Ungkapnya. Sabtu (29/10/2021).

Hal itu disampaikan Chaidir Syam, saat membuka kegiatan lokakarya yang diselenggarakan oleh Southeast Asia Ministers of Eucation Organization-Regional Center of Food and Nutrition (Seameo Recfon) bersama Poltekkes Kemenkes Makassar dan US Soybean Export Council (USSEC)  bekerja sama Pemkab Maros. 

Pelaksanaan lokakarya dengan tema utama ‘Edukasi Gizi Pembuatan Menu Pangan Lokal Tinggi Protein’ ini, berlangsung di ruang pola kantor Bupati Maros. Dengan peserta   para pendidik PAUD, tim penggerak PKK, kader Posyandu, dan anggota organisasi perempuan.

Baca Juga :  Maros Marathon 2025 Suguhkan Pesona Geopark

Tempe sebagai makanan khas Indonesia yang diketahui terbuat dari fermentasi kacang kedelai kata Chaidir, diharapkan  bisa menjadi potensi makanan lokal untuk pencegahan stunting di Maros.

“Ini juga sebagai kampanye konsumsi protein lokal untuk penanganan stunting”. Tuturnya.

Chaidir Syam juga menjelaskan, kedepannya akan lebih gencar memberitakan edukasi penanganan pada daerah-daerah stunting. Apalagi kata dia untuk di kabupaten Maros ini data stunting  hingga saat ini terhitung 9,47 persen atau sekitar 2.892 kasus. Angka ini terhitung menurun dari angka tahun lalu yakni 13,04 persen atau sekitar 3.812 kasus.

“Kasus stunting di Kabupaten Maros sudah menurun, untuk kasus stunting tertinggi berada di Kecamatan Mandai yakni 359 kasus, disusul Kecamatan Turikale sebanyak 335 kasus dan kasus terendah berada di Kecamatan Mallawa sebanyak 19 kasus”. Terangnya.

Sementara itu, Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Makassar, Manji Lala menjelaskan, jika masalah Stunting sendiri akibat adanya gangguan pertumbuhan yang disebabkan  asupan protein yang rendah.

Baca Juga :  DPD AMPI Kabupaten Maros Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Nurhaldin NH sebagai Ketua DPD AMPI Sulawesi Selatan

“Stunting itu kan penyebanya ada gangguan pertumbuhan. Salah satu penyebanya asupan protein yang rendah, nah ini tempe kan proteinnya tinggi, sehingga itu bisa memungkinkan jadi alternatif untuk peningkatan asupan protein”. Bebernya.

Belum lagi kata Manji, tempe yang merupakan pangan lokal memiliki potensi yang begitu luar biasa.

“Potensi tempe itu sangat luar biasa karena kandungan protein, kalsium dan zat gizi lainnya sehingga kita mendorong supaya tempe bisa dijadikan prioritas utama untuk penanganan masalah gizi”. Katanya.

Selain itu lanjut Manji, ketersediaan tempe bagi masyarakat begitu mudah untuk di dapatkan, sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan protein.

“Tempe juga kan sudah bisa diakses sampai ke pelosok desa sehingga tidak ada halangan untuk (tidak) bisa di jangkau di tingkat rumah tangga, daripada kita menggunakan bahan makanan luar untuk penanganan masalah gizi kenapa tidak kita mencari sumber daya makanan lokal seperti tempe untuk penanganan masalah itu”. Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan