WALAI.ID, MAROS — Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemda Maros berbondong-bondong mengikuti Vaksinasi covid-19 di gedung serba guna, selasa (22/6).
Mereka ramai-ramai ikut vaksinasi seusai Bupati Maros AS Chaidir Syam, mengumumkan pencairan gaji 13 untuk ASN. Namun pencairan gaji 13 ini hanya memprioritaskan ASN yang telah melakukan vaksinasi covid-19. Hal ini membuat kerumunan.
Kepada wartawan, Bupati Maros mengatakan, pihaknya sengaja mengambil langkah ini, untuk memberikan kesempatan kepada ASN untuk mengambil peran dalam memutus mata rantai covid-19 di kabupaten Maros. Tak hanya itu, perintah untuk melakukan vaksinasi ini sejak jauh-jauh hari digaungkan oleh pemerintah pusat.
“ASN ini kan harusnya memang jadi contoh bagi masyarakat. Nah makanya kami mengeluarkan edaran untuk tidak memberikan gaji ke 13 bagi ASN yang belum vaksin. Makanya membludak begitu. Tapi kami sudah perintahkan untuk ditertibkan,” kata Bupati Maros, Chaidir Syam, Selasa.
Sejak Pemerintah gencar melakukan vaksin ke masyarakat, kata dia, ASN yang seharunya menjadi preoritas justru tidak optimal. Tercatat, dari sekitar tujuh ribu ASN di Maros, hanya ada sekitar 30 persen saja yang telah divaksin mulai dari dosis pertama dan kedua.
“Memang sangat jauh dari harapan, makanya kita ambil tindaka tegas begitu. Nah ini laporannya baru ada sekitar 30 persen ASN yang ikut vaksin. Harusnya-kan sudah selesai semua,” lanjutnya.

Bupati berharap, seusai vaksin massal di kalangan ASN ini, tingkat partisipasi ASN dalam melakukan vaksin bisa meningkat dan mencapai rata-rata 85 persen.
“Kalau melihat tadi kondisi di gedung serba guna, kita optimis pelaksanaan vaksin dikalangan ASN bisa mencapai 85 persen. Kalau ada yang tidak divaksin maka harus melampirkan surat keterangan dari tidak bisa divaksin dari dokter,” terangnya.
Saat ini, jumlah masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis pertama sebanyak 15.699 orang. Sementara untuk dosis kedua baru sekitar 10.780 orang. Lambatnya proses vaksinasi ini dikarenakan banyak warga yang mangkir dari jadwal vaksin dan masih banyak yang percaya dengan berita hoaks tentang efek vaksin.
“Yah jadi memang banyak yang mangkir dan banyak juga yang masih percaya dengan hoaks soal vaksin. Makanya kami tidak berhenti mengimbau agar tidak usah percaya berita hoaks begitu. Mudah-mudahan progres vaksinasi kita ini terus bertambah,” ujarnya.
Selain program vaksinasi, Pemkab Maros juga akan memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro untuk mengantisipasi merebaknya kasus Covid-19 seperti yang ada di Pulau Jawa saat ini.
“Mengantisipasi jika ada warga dari luar yang masuk ke satu wilayah di Maros ini, harus dites swab dulu atau harus ada sertifikat vaksinnya. Petugas Covid di tingkat Desa dan RT akan lebih kita optimalkan lagi,” sebutnya.
Sejumlah ASN yang ikut vaksinasi massal di Gedung Serbaguna Pemkab Maros mengaku, baru mengikuti vaksin setelah adanya ancaman gaji 13 akan ditahan. Selain karena takut divaksin, sejumlah ASN juga banyak yang mengaku tidak lolos proses screaning saat hendak vaksin.
“Yah ada baiknya pak, karena dengan ini kita jadinya dipaksa untuk ikut vaksin. Sebelumnya banyak yang takut dan juga ada yang memang karena tertolak. Kalau saya sendiri itu karena memang tertolak waktu screaning awal, tadi sudah bisa,” kata salah seorang ASN Maros, Hikmah.
Saat ini, kasus positif di Maros masih ada lima orang yang dalam perawatan dari total sebanyak 1.663 kasus. Sementara yang sudah sembuh sebanyak 1.633 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 25 orang.