News  

Hubungan Para Teroris Pada Aksi Pengeboman di Makassar

Makassar – Pengamat terorisme Sidney Jones menyebut kemungkinan ada kelompok lain di luar Jamaah Anshraut Daulah (JAD) yang bertindak secara otonom. Berikut beberapa peran dan tokoh terorisme sebelum pasangan L dan YSF melakukan bom bunuh diri Makassar.

“Kelompok sempalan dipimpin Ade Supriyadi, mantan anggota pengajian ustad Basri, yang bikin kelompok sendiri dan merecanakan serangan terhadap orang Syi’a,” kata Sidney saat berbincang dengan Walai, Senin (19/4/2021).

Dalam beberapa tahun terakhir, Densus 88 melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di wilayah Sulsel. Ade Supriyadi ditangkap terkait pada 2018 kemarin bersama beberapa orang lainnya terkit terorisme. Setelah penangkapan Ade, Diseny menyebut jaringan ini tidak lagi aktif.

“Tidak, setahu saya tidak aktif lagi, tapi sebelum ditangkap, mereka pakai nama JAD-Makassar,” terangnya.

Kelompok teroris lainnya dipimpin oleh Ustad Basri. Ustad Basri ditangkap lantaran terlibat pada gerakan pengeboman Kantor Gubernur Sulsel tahun 2012, pembaitan orang yang bergabung dengan ISIS. Ustad Basri sempat dijebloskan ke Nusamkabangan dan telah meninggal.

Baca Juga :  Menko Polhukam Apresiasi Keberhasilan Pengungkapan Jaringan Narkotika Lintas Negara

Sidney mengatakan, pada aksi bom bunuh diri yang dilakukan pasangan L dan YSF di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) kemarin, L disebutnya mengenal Rizaldi pelaku teroris yang tertembak pada penggerebakan di Villa Mutiara pada Januari 2021 kemarin.

“Setahu saya, L adalah anak buah dari Rizaldi dan ikut kelompok Ustad Basri,” kata dia.

Meski begitu, dia mengakui belum menemukan kejelasan pasti apakah kelompok Villa Mutiara masih bersifat satu sel dengan pengikut Ustad Basri atau lebih dekat kepada kelompok JAD-Makassar. “Masih kurang jelas apakah kelompok Villa Mutiara bersifat satu sel dari pengikut Ustaz Basri atau Villa Mutiara identik dengan JAD-Makassar,” ujar dia.

Sementara itu, untuk terduga teroris Andi Baso yang saat ini masih DPO karena terlibat pada pengeboman gereja Oukumene Samarinda tahun 2017 bukanlah bagian dari JAD-Makassar, meski berasal dari Sulsel. Andi Baso sempat menikah dengan anak dari pasangan Rulli-Ulfah pelaku pengeboman Gereja Katedral Filipina beberapa waktu lalu. 

Baca Juga :  Komdigi Blokir Akses Tiga PSE yang Tak Daftar

Pasangan Rulli-Ulfah ini merupakan kelompok Ustad Basri. Pasangan ini bersama kelima anaknya sempat terbang menuju ke Turki untuk bergabung dengan ISIS tahun 2017, namun ditangkap di negara itu dan dideportasi. Pada Agustus 2017, Rulli hendak berangkat menuju ke Mindanao, namun medan yang sulit, Rulli mengarahkan perjalanannya ke Jolo. 

“Pada akhir 2018, dia minta Andi Baso yang dia kenal melalui hubungan JAD, untuk mendampingi keluargannya ke Mindanao,” sebutnya.

Perkenalan Andi Baso dan Rulli ini terjalin berkat bantuan Suryadi MAs’ud, anggota senior JAD. Suryadi pernah membeli senjata di Mindanao dan meminta bantuan JAD Kaltim agar bisa diselundupkan ke Indoensia. Sayangnya, rencana Suryadi itu gagal. Andi kemudian menikah dengan anak dari Rulli, yaitu Cici di Sabah Malaysia.

“Rullie dan ulfah menjadi pembom bunuh di di Katedral Jolo, yang lain bergabung dengan Abu Sayyaf Group (ASG), selama mereka menetap dengan ASG, ada dana sedikit yang dikirim dari kelaurga, termasuk Rizaldi,” terangnya.

(Foto: Sidney Jones/Jakarta Post)