News  

TSI Gelar Diskusi Soal AMDAL dan Regulasi Kawasan Industri Luwu Timur

Walai.id, MAKASSAR — The Sawerigading Institute (TSI) bekerja sama dengan Harian Fajar akan menggelar Roundtable Discussion bertajuk “Prospek Kawasan Industri di Luwu Timur: Telaah Aspek AMDAL dan Regulasi Teknis” pada Jumat, 31 Oktober 2025.

Diskusi bertempat di ruang redaksi Harian Fajar, Gedung Graha Pena Lantai 4, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, mulai pukul 14.00 hingga 17.30 WITA.

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bagian dari upaya memperkuat ruang dialog publik mengenai arah pembangunan kawasan industri yang berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan secara umum dan di Kabupaten Luwu Timur secara khusus.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur The Sawerigading Institute, Asri Tadda, dalam keterangan persnya di Makassar, Senin (27/10/2025).

“Aspek AMDAL dan regulasi teknis menjadi isu krusial dalam konteks percepatan investasi industri saat ini, termasuk di Luwu Timur yang baru akan memulai kawasan industrinya,” ungkap Asri Tadda.

“Forum ini kami gagas untuk mempertemukan pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat sipil agar dapat membahas isu tersebut secara terbuka dan konstruktif,” tambahnya.

Kawasan Strategis Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur kini menempati posisi penting dalam peta pembangunan industri di Sulawesi Selatan. 

Kehadiran PT Vale Indonesia serta munculnya sejumlah rencana pengembangan kawasan industri terintegrasi menjadikan wilayah ini sebagai salah satu episentrum pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam di kawasan timur Indonesia.

Namun, di balik potensi besar tersebut, muncul berbagai tantangan mendasar, seperti tumpang tindih kebijakan tata ruang, proses penyusunan AMDAL yang belum optimal, hingga lemahnya koordinasi antarinstansi pemerintah. 

Baca Juga :  Andi Muhammad Irfan AB: Pendidikan untuk Memutus Mata Rantai Kemiskinan

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kesiapan daerah menghadapi ekspansi industri berskala besar.

“Investasi harus tetap berpijak pada prinsip keberlanjutan. Penguatan tata kelola lingkungan dan regulasi teknis daerah mutlak diperlukan agar pembangunan industri tidak menimbulkan masalah sosial dan ekologis di masa depan,” jelas Asri.

Fokus Pembahasan

Diskusi terbatas yang digagas The Sawerigading Institute ini akan mengupas secara mendalam berbagai isu strategis yang berkaitan dengan pengembangan kawasan industri di Luwu Timur. 

Salah satunya adalah aspek kebijakan dan regulasi teknis, terutama terkait upaya sinkronisasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), serta sistem Online Single Submission Risk-Based Approach (OSS-RBA) dalam proses perizinan kawasan industri.

Sinkronisasi ini dinilai penting agar kebijakan pembangunan industri daerah tidak bertentangan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, sekaligus memastikan kepastian hukum bagi para investor.

Selain itu, forum ini juga akan menyoroti secara serius aspek AMDAL dan lingkungan. 

Proses penyusunan dokumen AMDAL yang sering kali dianggap formalitas akan dikaji kembali, termasuk bagaimana mendorong transparansi, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta memperkuat mekanisme pengawasan pasca terbitnya izin lingkungan. 

“Isu ini menjadi penting karena di banyak daerah, lemahnya kontrol dan minimnya keterlibatan publik sering kali berujung pada konflik sosial dan kerusakan ekologis,” jelas Asri.

Topik lain yang tak kalah penting adalah kesiapan daerah dan kapasitas kelembagaan. Pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam mengendalikan dampak lingkungan, menegakkan aturan, dan memastikan pelaksanaan investasi sesuai regulasi yang berlaku. 

Baca Juga :  Bupati Maros Serahkan 80 Unit Alat Pertanian untuk Kelompok Tani

“Melalui forum ini, kami berharap akan muncul peta persoalan dan solusi yang dapat memperkuat kapasitas kelembagaan lokal dalam pengelolaan kawasan industri yang berkelanjutan,” harap Asri.

Sejumlah narasumber dari berbagai kalangan yang memiliki keterkaitan langsung dengan isu pembangunan industri dan dunia pertambangan dijadwalkan hadir.

Di antaranya, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan, Bappeda Luwu Timur serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel. Narasumber lain adalah beberapa akademisi terkait lingkungan dan industri pertambangan. 

*Tindak Lanjut FGD*

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Focus Group Discussion (FGD) yang sebelumnya digelar oleh TSI pada 17 Oktober 2025 di MaxOne Hotel Makassar, yang menyoroti arah kebijakan industri daerah dan tata kelola investasi berkelanjutan.

Melalui forum kali ini, The Sawerigading Institute menargetkan lahirnya dokumen “Policy Note” berisi analisis dan rekomendasi kebijakan strategis bagi pemerintah daerah, investor, dan masyarakat sipil. 

Hasil diskusi juga akan menjadi dasar penyusunan Policy Dialogue tingkat provinsi, guna memperkuat sinergi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, dan pelaku industri.

“Harapan kami, kegiatan ini dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk memperkuat tata kelola industri yang berkeadilan, berdaya saing, dan tetap berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” tutup Asri Tadda.

Untuk diketahui, The Sawerigading Institute (TSI) merupakan lembaga non-pemerintah (NGO) yang fokus pada pengkajian, penelitian, dan pengembangan potensi pembangunan serta Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah Luwu Raya.(*)