WALAI.ID, JAKARTA – Partai Demokrat menyatakan dengan tegas bahwa tudingan keterlibatan mereka dalam polemik dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo adalah fitnah tanpa dasar.
Klarifikasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, pada Minggu (27/7).
Herzaky menyebut tuduhan tersebut mencemarkan nama baik partai dan merupakan bentuk provokasi untuk memecah belah hubungan antara dua tokoh nasional, yakni Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Ia menyoroti penyebutan “partai biru” yang diarahkan kepada Demokrat sebagai bentuk insinuasi yang menyesatkan. Selain itu, ia menegaskan bahwa Roy Suryo, yang belakangan mengomentari isu tersebut, bukan lagi kader Demokrat sejak 2019.
“Roy Suryo sudah tidak lagi berstatus kader sejak empat tahun lalu karena perbedaan pandangan,” ujar Herzaky.
Lebih lanjut, Demokrat menekankan bahwa relasi antara keluarga SBY dan keluarga Jokowi justru harmonis dan saling menghormati. Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming dan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep bahkan menghadiri Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sementara itu, Sekjen Demokrat Herman Khaeron dan Waketum Teuku Riefky Harsya juga hadir dalam Kongres PSI sebagai bentuk penghormatan timbal balik. Gibran juga disebut sempat menjenguk SBY di RSPAD saat beliau dirawat.
Herzaky menyayangkan pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan politik dari isu ini. “Upaya adu domba seperti ini tidak etis, merusak ruang publik, dan bertentangan dengan semangat demokrasi,” tegasnya.
Demokrat berharap klarifikasi ini dapat menepis kesimpangsiuran di tengah publik dan mencegah upaya pecah-belah yang tak bertanggung jawab.