News  

BRIN Sosialisasikan Program Pascadoktoral 2025

Walai.id, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Direktorat Manajemen Talenta menyelenggarakan Sosialisasi Program Pascadoktoral Tahun 2025 secara daring pada Jumat (4/7).

Program ini bertujuan mendorong lulusan baru program Doktor (S3) untuk menjalin kolaborasi riset antara peneliti Indonesia (WNI) dan peneliti asing (WNA) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Program Pascadoktoral merupakan bagian dari kebijakan nasional dalam kerangka Desain Besar Manajemen Talenta Nasional (DBMTN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2024. BRIN mengupayakan pembinaan talenta riset unggul dari berbagai jenjang, termasuk sarjana, magister, doktor, dan pascadoktoral.

Baca Juga :  Ekspor ke Afrika Tembus USD 6,3 Miliar, Indonesia Eximbank Perkuat Diplomasi Ekonomi

Deputi Bidang SDM IPTEK BRIN, Edy Giri Rachman Putra, menjelaskan bahwa program ini telah berlangsung sejak 2022. Hingga kini, lebih dari 400 peneliti pascadoktoral telah bergabung, dengan sekitar 10 persen merupakan peneliti asing, dan 30 persen dari WNI peserta merupakan diaspora Indonesia.

Menurut Edy, program ini tidak hanya menjaga kapasitas riset para diaspora agar tidak terjadi brain drain, tetapi juga memperkuat jejaring riset global dan mendorong lahirnya SDM unggul di bidang penelitian.

“Setelah mengikuti program ini, para peserta diharapkan bisa berkontribusi sebagai dosen, peneliti di BRIN, atau melanjutkan karier riset mereka, baik di dalam maupun luar negeri,” tambahnya.

Baca Juga :  101 Ribu Guru Lolos Seleksi Administrasi PPG 2025

Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek, Sri Suning Kusumawardani, menyambut baik program ini dan menyebutnya sebagai penguatan dari inisiatif serupa yang telah digagas oleh Kemendikbudristek, seperti Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Menurut Sri, keberadaan program pascadoktoral memperkuat kinerja lulusan doktor, terutama dalam membangun jejaring, meningkatkan publikasi, dan memperkuat profesi sebagai dosen atau peneliti.

“Program ini sangat penting untuk mengembangkan topik riset, inovasi, dan menciptakan ekosistem kolaboratif yang produktif,” tuturnya.