News  

Kemenperin Dorong Wirausaha Muda Naik Kelas Lewat Program Coaching Creative Business Incubator 2025

Walai.id, Jakarta — Kementerian Perindustrian terus memperkuat ekosistem wirausaha di daerah dengan mendorong pelaku industri kreatif agar mampu berkembang dan naik kelas melalui program pendampingan bisnis.

Salah satu program yang rutin digelar adalah Creative Business Incubator (CBI), yang kali ini fokus mendampingi pelaku industri kreatif di bidang fesyen dan kriya.

Tahun 2025, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) kembali menyelenggarakan Program Coaching Creative Business Incubator sebagai tahap kedua pendampingan setelah program inkubator bisnis klasikal tahun lalu. Dalam program ini, sepuluh pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) terpilih mendapatkan pendampingan intensif dari mentor berpengalaman untuk mengatasi berbagai tantangan bisnis dan meningkatkan kapasitas usahanya.

Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, menjelaskan, “Penelitian menunjukkan bahwa bisnis yang mendapat pendampingan mentor memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang. Melalui coaching CBI, kami berharap para IKM bisa naik kelas dan semakin kompetitif”, secara daring dalam Pembukaan Pendampingan Inkubator Bisnis Kreatif di Jakarta, pada Kamis (15/5).

Baca Juga :  Kemnaker Gelar Naker Award 2025 Page I pada 26 November

Riset Universitas Ciputra mendukung pernyataan ini dengan menemukan bahwa 74,03% bisnis yang mendapat pendampingan mentor mampu bertahan dan tumbuh lebih baik. Pendampingan yang tepat juga mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan, dan mendukung keberlanjutan bisnis.

Selain itu, Reni menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam memperkuat daya saing pelaku industri, yang juga berdampak positif pada pertumbuhan sektor manufaktur nasional, khususnya industri pengolahan nonmigas. Badan Pusat Statistik mencatat sektor ini tumbuh 4,31% pada kuartal I 2025 dan memberikan kontribusi 17,50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Program Coaching CBI 2025 akan berjalan selama lima bulan dengan target pendampingan yang terstruktur. Sepuluh peserta terpilih di antaranya adalah Delova Wardro, Hanabira, CV. Amod Bali, Wira’s Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji.

“Kami berharap mereka bisa mengikuti jejak alumni CBI sebelumnya yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, omzet, dan naik kelas dari skala mikro ke kecil, bahkan ke menengah,” tambah Reni.

Baca Juga :  Kemenperin Raih Penghargaan Tokoh Akselerator Transformasi Industri Hijau

Kepala BPIFK, Dickie Sulistya, menambahkan bahwa meski peserta masih muda, mereka telah menunjukkan potensi bisnis yang kuat. “Omzet para peserta pada 2024 mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, dengan pertumbuhan positif di triwulan pertama 2025,” ujarnya.

Dickie juga menegaskan bahwa program ini dirancang agar materi coaching sesuai dengan kebutuhan peserta dan membantu mereka mengembangkan usaha secara berkelanjutan, sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.

Prestasi alumni CBI pun membanggakan. Rubycraft dari Yogyakarta berhasil meraih Best Pitch di Home in Style Hongkong 2025, berkolaborasi dengan IPB untuk produk berbahan baku sawit, dan menjadi supplier di toko retail terbesar Jepang, Tri Koins. Smarbatik menerima penghargaan dari Majalah Sawit Indonesia dan berpartisipasi dalam Innovation Festival di Suzhou, China. Sedangkan Lumos turut ambil bagian dalam pelatihan teori warna dan fashion style untuk Sheisedo Group.

Dengan dukungan program ini, Kemenperin optimis mampu mencetak lebih banyak wirausaha muda yang inovatif, produktif, dan mampu bersaing di pasar global, sekaligus memperkuat kontribusi industri kreatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.