News  

Kemendikdasmen Salurkan Bantuan bagi Komunitas Literasi dan Sastra di Jawa Tengah

Walai.id, Semarang – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) turut mensosialisasikan program bantuan pemerintah (banpem) tahun 2025 bagi komunitas literasi dan sastra dalam rangkaian kegiatan literasi di Provinsi Jawa Tengah, pada 11/05/2025.

Program banpem ini bertujuan meningkatkan kapabilitas komunitas, memperluas jangkauan kegiatan, memperkuat sinergi multipihak, serta memberikan apresiasi kepada komunitas yang aktif dan berdampak dalam pengembangan literasi dan sastra.

Kegiatan diikuti oleh perwakilan komunitas literasi dan sastra dari berbagai daerah, antara lain Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Demak, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Purbalingga. Hadir pula sejumlah perwakilan dari Dinas Pendidikan, DPRD Kabupaten Semarang, serta mitra strategis lainnya.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menyampaikan apresiasinya kepada para pegiat komunitas yang selama ini berkontribusi dalam membangun budaya literasi.

Baca Juga :  Gladi Kotor Kedua HUT ke-80 RI di Istana Merdeka Berjalan Lancar

“Dengan dukungan komunitas literasi dan sastra, kerja Kemendikdasmen dalam penguatan budaya baca semakin optimal,” ujar Wamen Fajar, ujar Fajar di Semarang, Minggu (11/5).

Senada dengan itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menyatakan bahwa sastra dan literasi adalah pilar utama dalam pembangunan karakter bangsa. Menurutnya, komunitas literasi dan sastra memainkan peran strategis dalam mencerdaskan generasi emas Indonesia.

“Bantuan pemerintah ini merupakan bentuk dukungan negara terhadap partisipasi masyarakat dalam peningkatan literasi dan pengembangan sastra. Pengelolaannya harus efisien, efektif, dan tertib administrasi,” tegas Hafidz.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun ini, sebanyak 100 komunitas literasi akan menerima bantuan dengan alokasi masing-masing hingga Rp50 juta. Untuk komunitas sastra, bantuan maksimal mencapai Rp100 juta. Selain itu, sastrawan yang telah mengabdi minimal 40 tahun akan menerima bantuan sebesar Rp25 juta, sedangkan yang telah mengabdi 50 tahun atau lebih akan menerima bantuan sebesar Rp40 juta.

Baca Juga :  Mendag Lepas Ekspor Komponen Elektronik USD 15 Juta dari Batam

Program ini pun mendapat sambutan hangat dari para pegiat komunitas. Koordinator Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Purbalingga, Parimim, menilai banpem tersebut bisa menjadi penguat kegiatan literasi berbasis lokal.

“Kami sedang menjalankan program Menulis Desa, yang mengajak masyarakat menuliskan kisah tentang kampung halaman mereka. Harapannya, bantuan ini bisa mendukung penerbitan karya-karya tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Norman, pegiat literasi dari Salatiga, menyoroti pentingnya memperkenalkan buku digital kepada anak-anak sebagai bagian dari adaptasi literasi digital.

“Anak-anak sudah akrab dengan gawai, tapi belum terbiasa mengakses buku digital. Sinergi antara komunitas, sekolah, dan orang tua sangat diperlukan untuk menggerakkan literasi digital,” ujarnya.

Dukungan legislatif juga disampaikan oleh anggota Komisi D DPRD Kabupaten Semarang, Musyarofah. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong program-program literasi dan sastra, meski di tengah keterbatasan anggaran.

“Kami siap mendukung inisiatif kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Musyarofah.