News  

Kemendikdasmen Dorong Literasi Anak Lewat SIBI, Libatkan Orang Tua dan Sekolah

Walai.id, Jakarta – Meningkatnya minat literasi di kalangan anak-anak tidak lepas dari peran keluarga dan sekolah. Untuk itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperluas akses buku bacaan ramah anak melalui Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI), platform digital yang menyediakan buku sesuai usia dan jenjang pendidikan.

Isu ini menjadi fokus dalam Gelar Wicara “Literasi dari Rumah ke Sekolah: Sinergi Orang Tua dan Buku melalui SIBI”, kolaborasi antara Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikdasmen dan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), pada Selasa (7/10/2025).

Acara menghadirkan tiga narasumber: Shahnaz Haque (praktisi parenting literasi), Andri Novianti (praktisi literasi sekolah), dan Helga Kurnia dari Pusat Perbukuan Kemendikdasmen.

Shahnaz Haque menegaskan, keluarga adalah fondasi utama pembentukan keterampilan dan budaya literasi anak.
“Langkah pertama adalah mengenali gaya belajar anak — apakah visual, auditori, atau kinestetik. Tiap anak berbeda, jadi cara membimbingnya juga tidak bisa diseragamkan,” ujar Shahnaz.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Menurutnya, anak visual lebih mudah memahami bacaan lewat gambar dan teks, anak auditori perlu dibacakan buku, sementara anak kinestetik belajar efektif lewat praktik dan gerakan.

Sementara itu, Andri Novianti menyoroti hilangnya figur teladan di sekitar anak-anak.
“Anak sekarang lebih sering melihat orang tua bermain gawai dan guru sibuk membuat konten. Padahal literasi butuh contoh nyata dan pendampingan,” jelas Andri.
Ia menambahkan, orang tua dan sekolah perlu membangun dialog aktif agar kecakapan literasi tumbuh optimal.

Baca Juga :  Kemkomdigi Luncurkan Program Kampung Internet 2025

Dari sisi kebijakan, Helga Kurnia menjelaskan bahwa Kemendikdasmen melalui Pusat Perbukuan menghadirkan SIBI (https://buku.kemendikdasmen.go.id) untuk membuka akses baca gratis bagi semua kalangan.
“Di SIBI tersedia buku teks dan nonteks mulai dari PAUD hingga SMA, termasuk buku STEM, buku guru, dan buku untuk anak disabilitas seperti buku bahasa isyarat dan buku audio,” ungkapnya.

Helga menambahkan, buku nonteks dibagi berdasarkan jenjang A hingga E.
“Jenjang A untuk pembaca dini, B1–C untuk anak SD, D setara SMP, dan E untuk SMA. Ada novel, komik, hingga puisi — semua bisa diakses gratis,” jelasnya.

Melalui sinergi keluarga, sekolah, dan pemerintah, Kemendikdasmen berharap budaya literasi tumbuh kuat sejak rumah, hingga menjadi kebiasaan di sekolah.