Walai.id, Jakarta – Menkominfo dan Digital, Meutya Hafid, menyerukan pentingnya peran aktif seluruh lapisan masyarakat dalam memerangi perundungan siber (cyberbullying) yang makin mengkhawatirkan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.
Dalam acara pemutaran terbatas film edukatif berjudul “Cyberbullying” di Jakarta, Jumat (04/07/2025), Meutya menekankan bahwa literasi digital dan edukasi publik merupakan kunci utama untuk mencegah dampak jangka panjang dari kekerasan verbal di dunia maya.
“Masyarakat harus menyadari bahwa cyberbullying itu salah, melanggar hukum, dan harus diubah perilakunya,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa meskipun terjadi di ruang digital, perundungan siber berdampak serius pada kesehatan emosional dan mental anak, bahkan meski tampak sepele. Data menunjukkan bahwa 48 persen anak pengguna internet di Indonesia pernah mengalami cyberbullying.
Kementerian Komunikasi dan Digital pun terus mengambil langkah tegas, termasuk memblokir akses ke konten-konten yang memuat unsur perundungan digital. Namun demikian, Meutya mengakui bahwa cyberbullying di ruang privat seperti grup pertemanan sulit terdeteksi oleh sistem otomatis.
Untuk itu, upaya penguatan literasi digital terus digalakkan, terutama menyasar siswa, guru, dan orang tua, agar mampu mengenali dan mencegah perundungan di ranah digital sejak dini.
Meutya juga menyampaikan apresiasi kepada DL Entertainment atas peluncuran film “Cyberbullying”, yang dinilainya sebagai bagian penting dari edukasi publik. Ia berharap film ini dapat tayang luas, tak hanya di Jakarta, tetapi juga menjangkau berbagai kota dan daerah melalui platform digital dan jaringan bioskop.
“Kita butuh konten seperti ini agar masyarakat semakin paham bahaya cyberbullying,” tutupnya.