Walai.id, Yogyakarta – Pemerintah terus mendorong pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di berbagai daerah, salah satunya melalui penguatan Sentra IKM Kulit Manding di Bantul, Yogyakarta. Revitalisasi sentra ini dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui UPTD Ndalem Kulit Jogja (NKJ).
Revitalisasi UPTD NKJ dilakukan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2024 yang mencakup pembangunan gedung, pengadaan mesin dan peralatan, pengembangan sumber daya manusia, manajemen teknis, kemitraan, serta peningkatan akses pasar, termasuk ekspor.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan UPTD NKJ.
“Untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM, Kemenperin terus gencar memacu pengembangan sentra IKM di seluruh pelosok tanah air,” ujar Reni dalam keterangan tertulis, pada Minggu (20/4).
Reni menjelaskan bahwa penguatan sentra IKM diharapkan dapat mendorong hilirisasi bahan baku lokal menjadi produk berkualitas serta membentuk komunitas IKM yang kuat. Ia menekankan pentingnya skema pembiayaan DAK Fisik dalam mendukung langkah tersebut.
Menurut data tahun 2024, ekspor nasional produk kulit dan produk dari kulit mencapai USD4,6 miliar, meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya. Komoditas alas kaki kulit mendominasi ekspor dengan nilai USD3,1 miliar, diikuti oleh produk tas kulit sebesar USD1,1 miliar.
“Barang-barang dari kulit merupakan salah satu dari empat komoditas ekspor terbesar dari Provinsi DIY. Ini menunjukkan bahwa produk kulit dari Jogja memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan,” kata Reni.
Saat ini, terdapat 42 IKM yang telah tergabung dan memanfaatkan fasilitas UPTD NKJ. Reni berharap jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan penguatan peran strategis UPTD dalam penyediaan sarana produksi, pelatihan SDM, pembinaan usaha, kemitraan, serta promosi dan pemasaran.
Ia juga mendorong agar UPTD NKJ aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), serta balai-balai standar industri lainnya di bawah Kemenperin.
“Pelaksanaan kegiatan tahun 2025 harus menjadi pondasi agar UPTD NKJ dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan,” tegas Reni.
Sebagai penutup, Reni mengajak para pelaku industri kulit untuk memanfaatkan fasilitas UPTD secara maksimal. “Jadikan tempat ini sebagai ruang kolaborasi, tempat belajar, berinovasi, dan meningkatkan daya saing,” ujarnya.