Walai.id, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan bahwa sektor ekonomi kreatif akan menjadi pilar utama perekonomian masa depan Indonesia. Oleh karena itu, pelaku usaha, khususnya generasi muda, diharapkan mampu menjadi katalisator dalam mengembangkan ekonomi kreatif di tanah air.
Menparekraf Sandiaga mengungkapkan bahwa nilai tambah ekonomi kreatif Indonesia saat ini telah mencapai Rp1,4 triliun, menempatkan Indonesia dalam tiga besar negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar terhadap PDB dunia, Dalam acara Creative Circle Connection yang diselenggarakan di Urban Forest Cipete, Jakarta, pada Selasa (20/8/2024).
“Kita patut bangga, karena pada pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus, untuk pertama kalinya Presiden menampilkan nilai tambah ekonomi kreatif dalam pidato kenegaraannya,” ungkap Sandiaga.
Ia menjelaskan bahwa Amerika Serikat menempati posisi pertama dengan Hollywood, diikuti Korea Selatan dengan K-Pop dan K-Drama. Namun, Sandiaga yakin jika seluruh generasi muda turut serta dalam pembangunan ekonomi kreatif, Indonesia berpotensi menduduki peringkat pertama dalam beberapa tahun mendatang.
“Karena ekonomi kreatif adalah masa depan Indonesia,” tambahnya.
Sandiaga juga menekankan pentingnya keotentikan, relevansi, dan daya tarik dalam konten-konten yang diproduksi oleh sektor ekonomi kreatif. Menurutnya, content is king, tetapi packaging is queen. Jika konten dan kemasan bersatu, maka akan menciptakan sebuah kingdom. Kunci menuju kingdom ini, menurut Sandiaga, adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Senada dengan Menparekraf, CEO USS Network, Sayed Muhammad, menyatakan bahwa ekonomi kreatif di Indonesia telah berkembang pesat. Namun, hal yang dapat membedakan satu merek atau produk dari yang lain terletak pada konten yang dihadirkan.
“Kontenlah yang membangun brand image dari suatu produk,” ujar Sayed.
Sementara itu, Co-Founder Manual, Hadi Ismanto, menambahkan bahwa untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif, penting untuk memahami kebutuhan masyarakat dan menyajikan produk yang berkualitas, otentik, serta memiliki storytelling yang kuat.
“Masyarakat sangat peduli dengan kualitas. Saat mereka pergi ke kafe, restoran, atau berbelanja produk lokal, mereka ingin tahu cerita di balik produk tersebut, serta keotentikan yang ditawarkan oleh merek tersebut,” ujar Hadi.
Creative Circle Connection sendiri hadir sebagai platform kolaborasi baru yang menghubungkan para pelaku ekonomi kreatif dengan BPD HIPMI Jaya dan Minutes of Manager. Platform ini berfungsi sebagai jembatan antara dunia usaha dan dunia profesional.
Pada acara perdananya, Creative Circle Connection menampilkan rangkaian kegiatan komprehensif dan inspiratif, mulai dari talks yang menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, creative market, business expo, hingga hiburan.
Dalam “Sesi 1: Creative Economy Driving Innovations in Media and Content Creation” yang dihadiri oleh Menparekraf Sandiaga, turut hadir pula Ketua HIPMI Jaya, Sona Maesana, dan Founder Lokaholik, Josua Simanjuntak. Dengan dukungan penuh dari BPD HIPMI Jaya dan kolaborasi strategis dengan Minutes of Manager, acara ini bukan hanya menjadi ajang pertemuan, tetapi juga berperan sebagai katalisator untuk menciptakan peluang bisnis baru serta memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia melalui kolaborasi antara pelaku usaha dan profesional.