KemenPPPA Fokus Tangani Masalah Kesehatan Mental Remaja Melalui Layanan PUSPAGA

Walai.id, Jakarta – Remaja adalah kelompok yang memerlukan perhatian khusus mengingat periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, baik secara fisik maupun psikologis.

Namun, saat ini, remaja di Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan seperti bullying, isu gender, HIV AIDS, narkoba, komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak, serta pola asuh yang tidak tepat, yang berdampak pada kesehatan mental mereka.

Rini Handayani, Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), mengungkapkan hasil survei skala nasional oleh Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022.
Hasil survei tersebut menyebutkan bahwa 1 dari 3 remaja (34,9%) atau sekitar 15,5 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Selain itu, 1 dari 20 remaja (5,5%) atau sekitar 2,45 juta remaja mengalami gangguan mental dalam kurun waktu yang sama.

“Perhatian serius harus diberikan terhadap masalah kesehatan mental remaja, terutama melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sebagai unit layanan yang memberikan informasi, edukasi, konseling, dan konsultasi bagi orang tua dan keluarga,” ungkap Rini saat “Workshop Adaptasi Modul Healthy Adolescent Thrive (HAT)” pada 21-22 Agustus 2023 di Bogor, Jawa Barat.

Rini juga menjelaskan bahwa PUSPAGA memiliki peran strategis sebagai penyedia layanan promotif dan preventif. PUSPAGA akan menggunakan Modul Healthy Adolescent Thrive (HAT) yang merupakan turunan dari Modul Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial (DKMP). Modul ini akan membantu PUSPAGA dalam menguatkan peran keluarga sebagai sistem dalam menghadapi masalah kesehatan mental remaja.

Nur Yasni, perwakilan UNICEF Indonesia, menegaskan bahwa PUSPAGA adalah mitra layanan yang penting dalam tugas dan fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA). PUSPAGA dapat memberikan pelayanan kesehatan mental dan psikososial kepada keluarga dengan remaja.

“Program HAT bertujuan untuk meningkatkan kapasitas remaja dalam masa kritisnya agar bisa berkembang optimal, baik secara fisik maupun psikologis. Melalui penyusunan Modul HAT, kami berharap PUSPAGA dapat memahami tata cara penanganan masalah kesehatan mental pada remaja secara komprehensif,” kata Nur Yasni.

Dalam acara kerjasama antara KemenPPPA dan UNICEF Indonesia ini, Rini Handayani menekankan dukungan untuk mengadopsi Modul HAT sebagai upaya menangani masalah kesehatan mental remaja di Indonesia.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dinas PPPA, PUSPAGA dari Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan, serta lembaga mitra pembangunan dan lembaga masyarakat.