Walai.id, Nasional – Indonesia telah menemukan berbagai spesies baru tumbuhan dan satwa liar (TSL), baik di dalam kawasan konservasi maupun di luar kawasan hutan.
Dalam hasil eksplorasi yang dilakukan oleh BRIN dan KLHK, lebih dari 90 jenis spesies baru telah ditemukan dalam periode tahun 2021-2023.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menyatakan bahwa penemuan jenis-jenis baru ini memberikan harapan baru bagi dunia konservasi.
Hal ini juga menjadi bukti bahwa keanekaragaman hayati Indonesia sangat kaya, serta mencerminkan keberhasilan upaya konservasi yang telah dilakukan.
“Saya percaya ini adalah langkah baru menuju peradaban baru Indonesia yang berakar pada pengetahuan masyarakat. Penemuan spesies baru menjadi harapan baru untuk masa depan konservasi global dan peradaban Indonesia. Kita harus terus melanjutkan dan tidak boleh berhenti,” kata Menteri Siti dalam sambutannya saat membuka Focus Group Discussion KLHK dengan tema “Spesies Baru, Asa Baru Dunia Konservasi” pada laman Menlhk, senin 21/08/2023.
Dalam acara ini, juga diungkapkan tiga spesies TSL baru. Pertama, Hanguana sitinurbayai, sebuah spesies dari genus Hanguana yang ditemukan di Cagar Alam Gunung Nyiut, Kalimantan Barat. Spesies ini dinamai berdasarkan nama Menteri LHK Siti Nurbaya. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Phytotaxa pada 31 Juli 2023.
Kedua, pada awal tahun 2023, ditemukan spesies tumbuhan baru bernama Bulbophyllum wiratnoi, sejenis anggrek epifit yang hidup menempel pada batang atau ranting pohon tanpa merugikan inangnya. Spesies ini ditemukan dalam habitat teduh di ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah dengan ketinggian 114 meter di atas permukaan laut.
Ketiga, pada tahun 2018, sebuah jenis burung baru ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, dan dinamai Myzomela irianawidodoae sebagai penghormatan kepada Ibu Negara Indonesia, Iriana Widodo. Burung ini adalah satwa endemik Pulau Rote.
Menteri Siti menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para penemu spesies Hanguana sitinurbayai serta tim-tim yang terlibat dalam penemuan-penemuan berharga ini.
Menteri Siti juga menyoroti pentingnya generasi muda dalam membawa peradaban baru ini melalui Green Youth Movement. Program ini akan melibatkan peserta dalam kegiatan in-class selama 6 hari, diikuti dengan pendalaman isu-isu lingkungan dan mentoring. Generasi muda diharapkan menjadi pelopor dan duta dalam menyelamatkan lingkungan dan kehutanan.
Direktur Jenderal KSDAE, Satyawan Pudyatmoko, menegaskan bahwa penemuan-penemuan ini harus menghormati asas konservasi dan etika, serta memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan sumbangan pada perekonomian nasional.
Penemuan spesies baru ini bukan hanya sekadar fenomena ilmiah, tetapi juga simbol harapan dan peradaban baru dalam upaya konservasi Indonesia yang semakin kuat.