Selain itu, nilai transaksi uang elektronik per Februari 2022 lalu mencapai Rp 27,1 triliun, atau naik 41,35% dibandingkan periode tahun lalu.
“Hal tersebut menunjukkan utilisasi layanan keuangan digital yang makin bergeliat di Indonesia,” tandas Dedy Permadi.
Ekosistem Sehat dan Aman
Mengutip data UOB, PwC, & Singapore Fintech Association/SFA, Jubir Kementerian Kominfo menyatakan pada tahun 2021, di negara ASEAN-6 yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, masih terdapat 50 persen dari populasi yang belum memiliki rekening bank atau unbanked population.
“Sekitar 24 persen dari populasi masih belum memiliki akses yang optimal ke layanan perbankan modern/terkini atau underbanked population. Fakta tersebut memberi peluang bagi tumbuhnya layanan teknologi yang dapat menawarkan solusi keuangan bagi masyarakat,” jelasnya.
Menurut Jubir Dedy Permadi, perkembangan tren adopsi layanan keuangan digital tidak hanya bermanfaat dari aspek efisiensi, seperti pengeliminasian cost of cash. Selain itu, membawa spirit transformatif dalam hal mewujudkan pertumbuhan yang inklusif bagi seluruh masyarakat.