News  

Kemenparekraf Membantu 50 Pelaku Kuliner Indonesia Mendapatkan Dana di Luar Negeri

Walai.id, Nasional – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) ngebantu 50 bisnis kuliner Indonesia di luar negeri lewat talkshow keren IndoStar, Selasa 04/07/2023.

Talkshow yang berjudul “Ide Keren Ekspansi Kuliner Indonesia di Mancanegara” ini tujuannya buat ngasih pengalaman dari expert kuliner dan investor biar bisnis mereka lebih siap dapet duit dari calon investor.

Talkshow ini digelar onlinei ini. Ada pebisnis dan ahli kuliner keren yang diundang, kayak Chairman of Manan Foundation, Robert Manan; President Director PT Aji Caraka Optima, Prof. Adji Hoesodo; dan Founder-CEO Holycow Group, Afit Dwi Purwanto.

Anggara Hayun Anujuprana, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, dalam sambutannya ngomong bahwa IndoStar membuka pintu buat bisnis kuliner Indonesia untuk jadi sukses di pasar internasional.

Dia berharap lewat IndoStar, bisnis kuliner Indonesia bakal tumbuh dan dukung program nasional Indonesia Spice Up the World, khususnya buat ngebangun 4.000 restoran Indonesia di luar negeri sampe tahun 2024.

“Kita sadar banget bahwa akses pembiayaan itu penting banget buat bisnis kuliner Indonesia di luar negeri. Makanya lewat talkshow ini, kita harap peserta bisa manfaatin peluang yang ada dan ikut aktif di program IndoStar. Dengan kerjasama dan usaha bareng, kita bisa angkat bisnis kuliner Indo di luar negeri ke level yang lebih tinggi lagi,” kata Hayun (3/7).

Baca Juga :  Prabowo Tegaskan Kerja Sama Strategis RI-Brasil di Pertanian, Energi & Pertahanan

Indriani D. Laratu, Ketua Kelompok Kerja Pembiayaan Teknologi Finansial dan Program Indonesia Spice Up the World Kemenparekraf/Baparekraf, bilang kalo lewat talkshow ini, pelaku bisnis kuliner Indonesia bisa dapet inspirasi dan wawasan lebih luas buat ngadepin tantangan dan ngebuat strategi buat ngembangin bisnis kuliner Indonesia di luar negeri.

“Para peserta pada semangat ikut acara ini, mereka dapet insight dari culinary expert. Selain strategi dapet akses pembiayaan, ke depan kita juga bakal fasilitasi penjelasan tentang cara bikin duit, penerapan digitalisasi bisnis, dan penggunaan financial engineering kayak hitung Cost of Goods Sold (COGS) di perusahaan,” kata Indriani.

Sementara itu, Robert Manan, Chairman of Manan Foundation, bilang kalo sekarang pengusaha kuliner Indonesia di luar negeri masih berjuang bangkit dari dampak pandemi COVID-19. Bantuan akses pembiayaan dari Kemenparekraf/Baparekraf itu adalah dukungan buat pengusaha kuliner Indonesia di luar negeri.

“Halangan terbesar tuh branding makanan Indonesia yang masih kurang, padahal potensi masakan Indonesia itu gede banget. Buat jangka menengah dan panjang, buka restoran Indo di luar negeri terlihat bagus banget, karena branding Indonesia udah maju banget, terutama di masa pemerintahan Bapak Jokowi sekarang,” kata Robert.

“Nama Indonesia udah terkenal dan jadi salah satu negara di G20, bahkan ke depannya prediksi ekonomi Indonesia masuk ke 10 besar dunia. Harapannya, lewat program Indonesia Spice Up The World (ISUTW), bisa cepetin kuliner Indo jadi terkenal di dunia,” tambah Robert Manan.

Baca Juga :  Mendikdasmen Ajukan Tambahan Anggaran Pendidikan Rp67 Triliun

Prof. Adji Hoesodo, President Director PT. Aji Caraka Optima, bilang pemerintah lewat Kemenparekraf/Baparekraf perlu ngatasi tantangan dengan dukung semua pihak biar pelaku bisnis kuliner di luar negeri bisa lebih gampang dapet modal, mengingat keterbatasan APBN Indonesia.

“Dalam pengembangan bisnis kuliner Indo, tantangan itu bukan cuma akses pembiayaan aja, tapi juga bisa dateng dari human capital. Kalo organisasi kekulineran kita kuat, bisa bantu dan cepetin ekonomi Indonesia jadi nomor 4 di dunia ke depannya. Jadi harapannya, pelaku bisnis kuliner Indo bisa jadi leader terutama di tingkat internasional,” kata Prof. Adji.

Afit Dwi Purwanto, Founder-CEO Holycow Group, juga setuju kalo pengembangan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri perlu dukungan kuat dari pemerintah.

Dibanding negara ASEAN lainnya kayak Thailand dan Vietnam, kuliner Indonesia masih ketinggalan dalam persaingan di pasar global.

“Kami prihatin sama branding kuliner Indo yang masih kurang dikenal. Rendang, yang katanya hidangan enak banget di dunia, masih belum terlalu populer. Makanya butuh kerjasama kuat antara pemerintah dan pelaku bisnis kuliner, bukan cuma bantuan modal, tapi juga peningkatan SDM yang berkualitas,” kata Afit.

Tinggalkan Balasan