News  

Pabrik Raksasa LCI Resmi Beroperasi

Walai.id, Nasional – Sektor kimia hulu sejak lama dikenal sebagai “industry of industries” karena menjadi fondasi utama industrialisasi modern dan memiliki efek pengganda yang luas bagi berbagai sektor ekonomi. Di Indonesia, lebih dari 6.000 produk hilir pada industri otomotif, pupuk, farmasi, elektronik, hingga tekstil dan serat sintetis bergantung pada pasokan petrokimia dasar.

Saat meresmikan pabrik petrokimia terintegrasi milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, pada Kamis (6/11/2025).

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasinya terhadap proyek strategis tersebut. Presiden menegaskan pentingnya memberikan dukungan penuh kepada investasi yang dapat menghadirkan manfaat nyata bagi Indonesia.

Baca Juga :  Kementerian Investasi Gelar Business Matching

“Kehormatan kita adalah mitra siapapun. Apalagi jika mitra dari luar datang berinvestasi dengan modal yang mereka kumpulkan selama puluhan tahun. Mereka percaya kepada kita. Mereka memberi manfaat kepada kita, maka kita harus menjaganya,” ujar Presiden Prabowo.

Pemerintah menyambut positif beroperasinya fasilitas baru PT LCI sebagai langkah penting memperkuat kemandirian industri petrokimia nasional sekaligus menunjukkan besarnya kepercayaan investor global terhadap prospek ekonomi Indonesia. Penguatan sektor kimia hulu dipandang sebagai komponen krusial dalam agenda transformasi industri dan peningkatan daya saing ekonomi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang mendampingi Presiden dalam peresmian, menuturkan bahwa proyek ini telah melalui proses investasi panjang sejak 2016 dan menjadi bukti keberhasilan dukungan pemerintah terhadap realisasi investasi strategis yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi proyek lain.

Baca Juga :  Wamendikdasmen Tekankan Pentingnya Gerakan Kolektif Cegah Anak Rentan Putus Sekolah

Fasilitas produksi PT LCI memproses bahan baku naphtha dan LPG untuk menghasilkan 1 juta ton etilena dan 520 ribu ton propilena per tahun. Kapasitas tersebut diproyeksikan menggantikan impor bahan baku petrokimia bernilai miliaran dolar, sekaligus membuka peluang ekspor baru dan memperpanjang tren surplus neraca perdagangan.

“Penguatan industri manufaktur adalah strategi penting untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Kehadiran sektor hulu yang solid diharapkan mampu memperkokoh pertumbuhan industri intermediate dan hilir,” tutup Airlangga.