WALAI.ID, SURABAYA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya hilirisasi dan swasembada energi dalam pembangunan nasional.
Ia menyampaikan hal ini saat meresmikan Migas Corner di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, pada Kamis, 17/7/2025.
Menurut Bahlil, hilirisasi tak hanya meningkatkan nilai tambah komoditas, tapi juga memperkuat ketahanan energi Indonesia. Pemerintah kini fokus mendorong reaktivasi sumur migas tidak aktif, membangun infrastruktur gas, mempercepat hilirisasi sektor pertambangan, serta mendorong transisi energi melalui energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi inovatif.
“Pembangunan energi kita mengusung misi besar: swasembada energi dan hilirisasi. Ini bukan sekadar jargon, tapi arah nyata kebijakan energi kita,” ujar Bahlil.
Ia menekankan bahwa peran kampus dan mahasiswa sangat strategis dalam mendukung kebijakan tersebut. Mahasiswa, kata Bahlil, merupakan agen perubahan dalam menuju kemandirian energi dan pengelolaan sumber daya alam secara berdaulat.
“Hilirisasi artinya kita tidak lagi mengekspor bahan mentah. Semua proses harus dilakukan di dalam negeri agar nilai tambahnya juga dinikmati bangsa sendiri,” tegasnya.
Bahlil mengkritik praktik ekspor bahan baku yang selama ini justru memperkaya negara lain, mengibaratkannya seperti masa penjajahan VOC. Ia menilai saatnya Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dengan mengolah sumber daya menjadi produk akhir di dalam negeri.
Ia juga menyoroti pencapaian Indonesia sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, berkat investasi senilai US$20 miliar dalam ekosistem baterai. Bahkan, menurut Bahlil, Presiden Prabowo telah menginstruksikan agar Indonesia tidak hanya memproduksi baterai, tapi juga mobil listrik.
“Investasi besar akan kembali masuk. November nanti, ada USD100 miliar, dan dari China dan Korea ada tambahan USD8 miliar untuk hilirisasi nikel hingga menjadi cell battery. Ini lompatan besar,” tandasnya.