Walai.id, Maros – Pada Momentum Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5). Pemerintah Kabupaten Maros menunjukkan keseriusannya dalam memperluas jangkauan pendidikan dengan membangun sekolah permanen di wilayah terpencil Barra, Desa Bonto Manurung, serta mengusulkan pendirian Sekolah Rakyat di Kecamatan Bantimurung.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros, Andi Patiroi, S.Pd., M.Si., menjelaskan bahwa sekolah di daerah Barra sebelumnya dijalankan oleh pihak swasta.
Namun sejak tiga tahun terakhir, Dinas Pendidikan mengambil alih dan menjadikannya sebagai kelas jauh dari SD Negeri Bonto Parang.
“Dalam dua tahun terakhir, kami terus memberikan dukungan, mulai dari bantuan seragam dan buku pelajaran, hingga tahun ini kami menyediakan tenda darurat sebagai ruang belajar sementara,” kata Andi.
Pada tahun 2025, Pemkab Maros telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 juta melalui Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pembangunan ruang kelas permanen di wilayah tersebut.
Namun, proses pembangunan sempat tertunda karena lokasi yang direncanakan berada dalam kawasan hutan lindung dan memerlukan izin khusus.
“Alhamdulillah, saat ini kami telah mengantongi rekomendasi dari Balai Hutan Lindung dan lahan hibah untuk pembangunan juga telah tersedia,” tambahnya.
Andi Patiroi menegaskan bahwa keberadaan sekolah di wilayah ini sangat dibutuhkan, mengingat jauhnya jarak ke sekolah formal terdekat serta kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai.
Sementara itu, mengenai program Sekolah Rakyat dari Kementerian Sosial, Andi menyebut bahwa Maros telah mengusulkan Desa Tunikamesea di Kecamatan Bantimurung sebagai lokasi pembangunan.
Sekolah ini akan berkonsep asrama dan terbuka untuk jenjang SD hingga SMA, khusus bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
“Kami telah menyiapkan lahan seluas lima hektar dan dalam waktu dekat, tim dari Kementerian Sosial akan melakukan survei lapangan. Bahkan, kami bersama Bapak Bupati telah melakukan kunjungan ke kementerian untuk verifikasi data sebagai bagian dari persiapan,” jelasnya.