News  

Belajar Menanam Sayur Hidroponik Bersama Siswa SD

Walai.id, Maros – Edukasi sejak dini menjadi kunci dalam membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan dan ketahanan pangan. Salah satu cara menarik untuk mewujudkannya adalah dengan mengenalkan teknik hidroponik, yaitu metode menanam sayuran tanpa menggunakan tanah.  

Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Hasanuddin mengadakan kegiatan belajar hidroponik bagi siswa Sekolah Dasar di Desa Sudirman, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Senin, 10/2/2025.

Kegiatan ini dipimpin oleh Nabila Resky Amalia, mahasiswa Agroteknologi, dan bertujuan untuk memperkenalkan teknologi pertanian modern sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional yang digagas oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.  

Puluhan siswa dengan antusias mengikuti setiap tahapan menanam sayur menggunakan sistem hidroponik, mulai dari menyiapkan media tanam, memberikan nutrisi, hingga merawat tanaman. Metode ini dianggap sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan produksi pangan di lahan terbatas serta mendorong pola hidup sehat.  

Baca Juga :  Korlantas Polri Bantah Isu Tilang 2025: STNK Mati Tak Disita

“Kami ingin anak-anak tidak hanya belajar teknik menanam, tetapi juga memahami bahwa setiap individu memiliki peran dalam menciptakan ketahanan pangan. Ini selaras dengan visi Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia mandiri dalam sektor pangan,” ujar Nabila.  

Salah satu siswa, Alif dari kelas 5 SD Inpres 126 Kariango, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti kegiatan ini. “Seru sekali! Saya menanam kangkung, dan katanya bisa dipanen dalam beberapa minggu,” ujarnya dengan antusias.  

Selain praktik langsung, siswa juga diajak berdiskusi tentang manfaat menanam sendiri makanan sehat dan ramah lingkungan. Kepala Sekolah SD Inpres 126 Kariango, Pak Hamsir, menyambut baik kegiatan ini.

Baca Juga :  Nahkoda BAKORDA FOKUSMAKER Sulawesi Selatan Periode 2025-2028 Resmi Dilantik

“Hidroponik sangat menguntungkan karena bisa diterapkan di lahan sempit dan tidak memerlukan banyak sinar matahari langsung untuk proses fotosintesis. Dengan metode ini, tanaman tetap bisa menghasilkan nutrisi yang baik dan dapat dipanen dalam waktu relatif singkat,” jelasnya.  

Hasil tanaman yang mereka tanam akan dirawat di sekolah, sehingga siswa dapat terus mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari. Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya menjadi pengalaman belajar yang berharga bagi siswa, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi hidroponik sebagai langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan, baik di tingkat lokal maupun nasional.  

“Kegiatan ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk membangun Indonesia yang mandiri pangan. Jika generasi muda memahami pentingnya pertanian sejak dini, kita optimis masa depan ketahanan pangan negara akan semakin kuat,” tutup Nabila Resky Amalia.