News  

Penanaman Nilai Nirkekerasan dan Kesetaraan Gender di Lingkungan Pendidikan

Walai.id, Yogyakarta — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menekankan pentingnya peran guru sebagai teladan dalam menanamkan nilai-nilai nirkekerasan dan kesetaraan gender dalam lingkungan pendidikan.

Hal ini disampaikan dalam kegiatan Seminar dari Kelas ke Kehidupan: Menanamkan Nilai-Nilai Nirkekerasan dan Kesetaraan Gender di Lingkungan Pendidikan, yang dilaksanakan pada Sabtu (30/11) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Fajar Riza Ul Haq menjelaskan bahwa guru berperan sebagai agen perubahan yang memiliki kekuatan besar dalam membentuk pola pikir dan sikap siswa, termasuk dalam mengatasi isu-isu sensitif seperti kesetaraan gender.

Ia juga menyoroti dampak negatif teknologi, seperti adiksi gawai, yang semakin memperberat tugas sekolah dan orang tua dalam mendidik anak.

Oleh karena itu, guru harus lebih aktif mendampingi siswa dan menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua untuk mendukung pembelajaran dan pembentukan karakter anak.

Baca Juga :  Kebakaran Hutan Los Angeles Memicu Peringatan Kualitas Udara dan Kekhawatiran Kesehatan

Fajar menambahkan bahwa keteladanan yang diberikan oleh guru sangat penting, terutama dalam menumbuhkan nilai-nilai empati, toleransi, dan penghormatan terhadap sesama.

Ia juga menyoroti kecenderungan anak-anak saat ini yang cenderung menginginkan segala sesuatu secara instan, yang bisa berdampak buruk jika mereka tidak menghargai proses pembelajaran.

“Yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak memahami dan memaknai perjuangan untuk mencapai tujuan,” ujarnya.

Dalam seminar tersebut, Kemendikdasmen juga memperkenalkan program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, yang mencakup kebiasaan-kebiasaan positif seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Fajar berharap program ini akan menjadi fondasi karakter yang kokoh bagi anak-anak Indonesia.

Seminar ini dihadiri oleh sekitar 250 guru dari berbagai jenjang pendidikan di daerah Yogyakarta, serta 5.000 guru lainnya yang bergabung secara daring dari seluruh Indonesia.

Baca Juga :  Hasil Akhir Seleksi CPNS BKN Tahun Anggaran 2024 Resmi Diumumkan

Selain itu, seminar ini juga mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), Warsiti, yang merasa bangga menjadi tuan rumah acara tersebut.

Kepala Pusat Penguatan Karakter (Kapuspeka), Rusprita Utami, dalam laporannya mengungkapkan kekhawatiran terkait tren kekerasan di lingkungan pendidikan.

Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menunjukkan bahwa pada 2024, tercatat 763 laporan kekerasan di dunia pendidikan, melibatkan lebih dari 10.000 anak-anak sebagai korban. Fenomena ini menunjukkan bahwa perlindungan bagi anak-anak di lingkungan pendidikan perlu diperkuat.

Dengan diadakannya seminar ini, diharapkan para guru dapat lebih memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai nirkekerasan dan kesetaraan gender dalam pembelajaran sehari-hari, serta berkontribusi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan inklusif.