Walai.id, Jakarta – Dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim, Indonesia mengambil langkah berani dalam upaya mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca.
Dekarbonisasi, sebuah langkah penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, menjadi fokus utama dalam perlindungan keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pentingnya dekarbonisasi dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2023 dengan tema “Penyusunan Rencana Aksi Dekarbonisasi Sektor Industri Menuju Target Net Zero Emissions (NZE) Tahun 2050” di Jakarta pada Rabu, 11 Oktober 2023.

Indonesia adalah salah satu kontributor utama emisi karbon di tingkat regional karena populasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mencapai target NZE lebih cepat 10 tahun dari target NZE nasional.
Menurut Menperin, ada lima faktor yang mendorong upaya dekarbonisasi di Indonesia. Pertama, meningkatnya permintaan pasar untuk produk hijau seiring dengan kesadaran konsumen akan gaya hidup berkelanjutan. Kedua, adanya kerentanan terhadap perubahan iklim dan bencana yang dapat memengaruhi pasokan bahan baku industri.
Selain itu, regulasi negara tujuan ekspor Indonesia yang mewajibkan praktik berkelanjutan juga menjadi faktor penting. Pasar karbon nasional dan pertumbuhan pasar modal dan investasi yang mengadopsi keberlanjutan termasuk dekarbonisasi juga menjadi faktor penggerak. Terakhir, upaya kontribusi Indonesia dalam konvensi internasional menjadi faktor penting untuk dekarbonisasi sektor industri.
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor industri di Indonesia telah mencapai 8-20% dari total emisi nasional dari tahun 2015 hingga 2022. Pada tahun 2022, sektor industri mencakup 64% dari emisi dari penggunaan energi, 24% dari limbah industri, dan 12% dari proses produksi dan penggunaan produk. Oleh karena itu, dekarbonisasi yang terstruktur dan masif diperlukan.
Upaya dekarbonisasi berhasil menurunkan emisi GRK sebanyak 53,9 juta ton CO2e pada tahun 2022. Target penurunan emisi GRK untuk komponen IPPU pada tahun 2030 adalah sebanyak 7 juta ton CO2e, dan pada tahun 2022, target ini telah mencapai 7,138 juta ton CO2e atau 102% dari target tersebut.
Menperin menunjukkan empat strategi untuk dekarbonisasi sektor industri dari segi energi: menggantikan sumber energi dengan yang ramah lingkungan, memanfaatkan manajemen dan efisiensi energi, strategi elektrifikasi pada proses produksi, dan teknologi CCUS (carbon, capture, utilization, and storage). Teknologi CCUS menjadi kunci dalam dekarbonisasi dan transisi energi sektor industri.
Kementerian Perindustrian berharap agar setiap unit pembina industri menyusun strategi dan rencana aksi konkret dan efektif untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas sektor industri. Dengan demikian, kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dapat kembali mencapai 20%, dan visi Indonesia sebagai negara industri tangguh, inklusif, dan berkelanjutan bisa tercapai.
Upaya dekarbonisasi sektor industri adalah langkah nyata dalam menjalani transisi ke ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan, serta berkontribusi pada perlindungan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan komitmen kuat, Indonesia semakin mendekati target NZE pada tahun 2050.