Walai.id, Maros – Terus lakukan inovasi penanganan stunting, kini Pemerintah Kabupaten Maros melakukan launching Kampus S3 Kabupaten Maros. Launching ini digelar di Gedung Serbaguna Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Rabu (24/8/2022).
Kampus S3 merupakan inovasi yang dilakukan Pemkab Maros bersama Sumber Daya Manusia Program Keluarga Harapan (SDM PKH) Maros dalam menekan dan mencegah angka stunting di Kabupaten Maros. Kampus S3 tersebut adalah akronim dari Keluarga Menuju Produktif Sejahtera Sekolah Sadar Stunting.
Bupati Maros, AS Chaidir Syam turut hadir membuka kegiatan. Ia mengatakan, ini adalah inovasi luar biasa yang dilakukan SDM PKH. Gerakan baru dalam membangun SDM Maros melalui jalur pendidikan.
“Saya anggap ini suatu hal yang luar biasa, kita membangun sistem peradaban masyarakat melalui pendidikan. Kita ingin masyarakat kita terawasi dengan baik, pendidikannya, kesehatannya, bahkan kesejahteraannya,” tuturnya.
Chaidir menjelaskan, melalui Kampus S3 akan dilakukan pendekatan lebih kepada masyarakat. Sebab masih banyak dari masyarakat yang hanya memandang stunting hanya berdasarkan kondisi fisik anak.
“Banyak indikator anak dikatakan stunting, tinggi badan itu hanya salah satu indikatornya. Untuk itu, warga melalui pendampingan para dosen Kampus S3 didampingi camat dan lurah akan diberikan edukasi apa itu stunting, pengkategorian anak dikatakan stunting, penyebab stunting, dan solusi stunting,” bebernya.
Ia berharap, melalui Kampus S3 akan melahirkan fasilitator-fasilitator di desa. Merekalah yang nantinya akan jadi person-person yang akan bergerak simultan.
“Jika semua jaringan telah mengerti tentang stunting, InsyaAllah kita akan segera terbebas dari stunting. Maros akan kita wujudkan sebagai kabupaten layak anak yang bebas stunting,” harap Chaidir.
Sementara itu, Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Maros mengungkapkan, saat ini Maros masuk dalam urutan ke-2 dengan kasus stunting tertinggi di Sulsel. Dirinya optimis 2023 Maros tidak lagi berada diurutan kedua.
“Semua pihak harus saling berkolaborasi dengan satu tujuan, kasus stunting bisa turun. Mari kita giatkan masyarakat untuk rajin memeriksakan anak ke posyandu,” tuturnya.
Stimulus yang diberikan tidak boleh hanya berlangsung sekali saja. Tetapi berlangsung terus menerus, hingga semua masyarakat terdorong untuk bergerak bersama. Perempuan yang kerap disapa Hati ini berharap, selalu ada data nyata terkait kasus stunting.
“Tim Kampus S3 akan mulai turun ke 34 desa/kelurahan locus stunting, sejak tanggal 26 Agustus ini. Saya minta camat dan lurah harus punya data yang sama terkait stunting. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi secara berkala,” pungkasnya.