News  

Kemenko PMK Kawal Pembangunan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

Walai.id, Nasional – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus mengawal pembangunan kawasan perdesaan prioritas nasional (KPPN). Total target nasional pembangunan KPPN hingga tahun 2024 yaitu sebanyak 62.

Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Didik Suhardi mengatakan bahwa upaya pengembangan wilayah diharapkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.

“Sehingga demikian hal tersebut akan meningkatkan skala produksi, skala ekonomi dan akselerasi pembangunan melalui mengembangkan potensi desa dan kawasan perdesaan,” ujarnya saat Rapat Koordinasi dan Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan KPPN di Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (22/9).

Bupati Buleleng yang diwakili Asisten III urusan Administrasi Umum Nyoman Genep dalam sambutannya menyampaikan Kawasan Perdesaan Bali Aga sebagai salah satu dari 62 KPPN. Pemerintah Kabupaten Buleleng mendukung pembangunan kawasan oerdesaan dengan konsep pengelolaan yang terpadu. 

“Ada lima 5 desa yang menjadi bagian dari KPPN Bali Aga yaitu Desa Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri (SCTPB) dalam Kawasan Perdesaan tersebut mendapat program Responsive Innovation Fund (RIF),” paparnya.

Lebih lanjut, Asisten Deputi Pemerataan Pembangunan Wilayah Kemenko PMK Mustikorini Indrijatiningrum menjelaskan tujuan rakor yang diselenggarakan itu ialah untuk memastikan pelaksanaan kawasan perdesaan berjalan dengan baik.

Baca Juga :  BPOM Bersama Polri dan TNI Bongkar Toko Online Kosmetik Impor Ilegal

“62 kawasan perdesaan menjadi prioritas nasional diantaranya di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Klungkung harus didukung bersama-sama baik dari kementerian maupun pemerintah daerah. Selain itu, Kolaborasi multipihak antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, perguruan tinggi dan media menjadi unsur penting dalam keberhasilan pembangunan KPPN” tutur Indri.

Di penghujung acara Kemenko PMK menayangkan sosialisasi protokol kesehatan di masa pandemi covid-19 dan pembagian masker kepada 5 perwakilan desa SCTPB. Rakor dihadiri oleh Direktur Perencanaan Teknis Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendesa PDTT, Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf, Kepala Dinas PMD Kab. Buleleng, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Buleleng, Kepala Dinas Kebudayaan Kab. Buleleng, Kepala Desa Sidatepa, Kepala Desa Cempaga, Kepala Desa Tigawarsa, Kepala Desa Pedawa, Kepala Desa Banyuseri, perwakilan dari Bappenas, Kementerian PUPR, Bappeda Provinsi Bali, Bappeda Kabupaten Klungkung dan Kecamatan Nusa Penida.

Rangkaian rakor dilanjutkan dengan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembangunan KPPN di Kabupaten Buleleng. Kunjungan dilakukan ke BUMDesa Bersama Kawasan Bali Aga dan Desa Adat Padawa. BUMDesa Bersama Bali Aga dengan produk unggulan wisata budaya dengan dukungan pengembangan produk turunan pertanian: gula aren, kopi, duren cengkeh, minuman olahan dari buah manggis, air terjun dan anyaman bambu.

Baca Juga :  Menkomdigi Ajak Pemuda Bangun Indonesia Cerdas Digital

Dengan adanya pandemi covid, BUMDesa Bersama Bali Aga cukup terdampak, rumah pajang dan homestay belum dapat dimanfaatkan. BUMDesa Bersama harus tetap terus berinovasi dan mencari peluang kerjasama untuk mendukung pemulihan ekonomi, salah satunya dengan pemasaran produk secara online. 

Desa Adat Pedawa di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa Pedawa merupakan salah satu desa Bali Aga yang warganya sebagai penduduk asli Bali. Desa adat ini memiliki potensi besar dikembangkan menjadi desa wisata, dengan sejumlah hal unik dan budaya yang bisa ditonjolkan sebagai daya tarik wisata.

Disampaikan oleh salah satu sesepuh Bali Aga bahwa sejarah budaya Desa Adat Pedawa telah ditulis dan dibukukan oleh Universitas di Jepang. 

“Tantangan bagi kita adalah bagaimana potensi desa dan kawasan ini dapat dioptimalkan dengan baik sehingga mampu menyejahterakan warganya. Untuk itu diperlukan sentuhan teknologi, pemanfaatan IT untuk hal positif dan pengembangan industri sederhana di perdesaan akan dapat mempercepat pembangunan di desa. Sumber daya manusia merupakan pelaku utama pembangunan. Terkait dengan budaya, sejarah dan budaya perlu didokumentasikan dengan baik oleh bangsanya kita sendiri dan dilestarikan untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehingga membentuk karakter manusia unggul Indonesia” pesan Indri seraya mengakhiri kunjungan.

Tinggalkan Balasan