Walai.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) hari ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kerja sama dalam pemenuhan gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia.
Penandatanganan yang berlangsung di Gedung A, Lantai 3, Kemendikdasmen ini menandai langkah strategis pemerintah dalam menciptakan generasi bangsa yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045.
Pendidikan yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dari kondisi kesehatan peserta didik. Status gizi yang baik berperan penting dalam mendukung perkembangan kognitif, meningkatkan daya konsentrasi, dan memperbaiki prestasi akademik. Namun, data Badan Pusat Statistik 2024 menunjukkan bahwa angka prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan masih mencapai 8,53 persen, yang berarti masih banyak anak yang belum mendapatkan asupan gizi yang memadai.
Selain itu, masalah gizi anak juga semakin kompleks dengan tingginya angka kekurangan zat gizi mikro dan meningkatnya prevalensi obesitas akibat pola makan yang tidak sehat.
Menanggapi hal ini, pemerintah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memastikan anak-anak mendapatkan akses makanan sehat. Program ini, yang merupakan inisiatif BGN, akan dilaksanakan dengan dukungan Kemendikdasmen di lingkungan sekolah. Program MBG ini dimulai pada Januari 2025 sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem kesehatan di sekolah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam sambutannya mengapresiasi percepatan program pemenuhan gizi yang dilakukan BGN. “Kami berterima kasih kepada Badan Gizi Nasional yang telah melampaui ekspektasi dengan mempercepat program ini. Dengan adanya program MBG, kami berharap dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, kuat, dan berkarakter,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Menteri Mu’ti juga menekankan bahwa MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi, tetapi juga memperkuat pendidikan karakter melalui kebiasaan seperti berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, serta menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hendiyana, menyampaikan bahwa program ini adalah bagian dari strategi nasional untuk menurunkan angka kekurangan gizi pada anak usia sekolah.
“Ini adalah investasi besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia menuju Generasi Emas 2045. Sekitar 70 juta anak usia sekolah di Indonesia harus mendapatkan manfaat dari program ini,” katanya.
Dadan juga menyoroti pentingnya akses keluarga miskin terhadap makanan bergizi seimbang, mencakup protein, karbohidrat, serat, buah, dan susu. Jika intervensi ini tidak dilakukan sejak dini, Indonesia berisiko memiliki tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas pada tahun 2045.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menjelaskan bahwa MoU ini mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia, koordinasi edukasi, serta pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mendukung program MBG.
“Kami berharap kerja sama ini memberikan manfaat besar bagi pemenuhan gizi peserta didik di Indonesia,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri oleh pejabat Kemendikdasmen, BGN, UNICEF, Tanoto Foundation, serta mitra strategis lainnya. Setelah penandatanganan, dilanjutkan dengan pertukaran cinderamata dan foto bersama sebagai simbolisasi dimulainya kolaborasi strategis ini.
Melalui kerja sama ini, diharapkan setiap anak Indonesia dapat tumbuh dengan asupan gizi yang cukup dan memiliki masa depan yang lebih cerah. Program MBG diharapkan menjadi investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi di tingkat global.