Pemilihan kepala daerah menyisahkan beberapa hari saja, banyak hal yg menarik dan menyita perhatian masyarakat terkait pergerakan para tokoh politik lokal. Sebut saja kemesraan antara AIN dan CS yang tertangkap kamera di beberapa tempat di daerah saling bercengkrama dengan penuh kemesraan. Hal ini kemudian memunculkan spekulasi di banyak kalangan masyarakat Maros.
Kalau kita melihat kemesraan ini, sesungguhnya situasi semacam itu membawa aura positif di tengah maraknya perselisihan politik dan para elit di daerah ini. Tentulah ini menjadi contoh yang baik bagi perjalanan politik ke depan.
Kemesaraan dua tokoh ini tentu tanpa alasan, sebutlah saja karena faktor kepentingan elektoral dua tokoh tersebut. Kita tau bahwa saat ini AIN salah satu tokoh muda yg diberi kuasa sebagai pengendali dalam pemenangan Andalan Hati di Kabupaten Maros untuk Pilgub Sulsel, sebaliknya CS sebagai kandidat petahana yang juga memiliki elektoral yang besar untuk kepentingan dirinya.
Melihat kemesraan mereka tentulah menjadi simbiosis mutualisme elektoral, AIN tentu berharap pemilih CS menentukan pilihannya pada Andalan Hati di Maros. Begitupun sebaliknya, CS berharap pemilih Andalan Hati menjatuhkan pilihannya di Maros kepada petahana.
Sesederhana itu kah kita melihat kemesraan mereka hari ini? Bagi saya tidak, tentu ada hitungan politik bagi dua tokoh ini di tengah kemesraan mereka.
Kita tau bahwa AIN punya jalan panjang sebagai politisi muda menyempurnakan pergerakan politiknya ke depan, tentulah beliau menginginkan hajatan politiknya tidak terganggu oleh kelompok petahana, sementara CS juga tentu punya strategi menghadapi perjalanan politiknya ke depan.
Oleh karena itu, kemesraan 2 tokoh muda ini bagi sebagian orang memgatakan bahwa ini hanyalah panggung depan yang kita saksikan, namun sesungguhnya panggung belakangnya penuh dengan drama.
Bagi saya, kemesraan dua tokoh ini menjadi pelajaran penting bagi perjalanan politik kedepan di daerah ini, bahwa sesungguhnya politik elektoral itu kepentinganlah yang bisa menyatukan perbedaan yang ada.
Kemesraan ini tentu akan kita lihat hasilnya setelah Pilkada di gelar, apakah para pemilih Andalan Hati berbanding lurus pilihan mereka ke CS TA? Begitupun sebaliknya, apakah pemilih CS TA juga berbanding lurus ke Andalan Hati? Kesemuanya itu tentu memerlukan strategi untuk satu pilihan yang sama. Jikalau tidak, maka bisa jadi kemesraan hari ini akan menjadi konflik kepentingan ke depan.
Dua tokoh muda ini adalah petarung politik yang tangguh, mereka memiliki elektoral yang besar, mereka adalah strong leader di masing-masing pemilihnya, maka dengan kemesraan mereka di Pilkada kali ini menjadi message penting untuk pergulatan politik Maros.
Dinamika politik Maros menjelang hari H semakin memperlihatkan keindahan politik di daerah ini. Terkesan diam, tapi sesungguhnya pertarungan lapangan semakin seru. Perpaduan kepentingan politik Pilgub dan pilbup saling adu strategi dan taktik untuk meraih simpati dan dukungan voters.
Politik mempersatukan adalah tujuan mulia yang bisa dijadikan sebagai rujukan kedewasaan berpolitik bagi politisi karena sesungguhnya politik praktis tidak melulu soal memilih, akan tetapi saling menjaga etika politik jauh lebih penting. Dan sebenarnya kemesraan dua tokoh muda ini sedang membangun etika politik yang baik.
Akan tetapi sekali lagi bahwa kemesraan politik dua tokoh ini disebabkan karena faktor memburu voter untuk kepentingan yang sama. Semua akan di uji oleh ruang dan waktu, sejauh mana kemesraan itu bisa di pertahankan. Namun yang pasti bahwa kemesraan mereka hari ini membawa kesejukan pada alam politik elektoral di daerah ini.
Semoga mereka selalu dalam kesehatan yang baik untuk menjadi contoh bagi generasi politik di masa akan datang.
Maros, 17 November 2024
Dr. Azhary Ismail, S.E., M.Si.
(Koordinator Sayap Hijau CS TA)